DPRD Cilegon Sorot Kebijakan Dindik Terapkan Belajar Tatap Muka

0

CILEGON, SSC – Kebijakan Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Cilegon yang mulai simulasi dan akan menggelar belajar tatap muka di sekolah disorot sejumlah kalangan. Hal ini datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon.

Anggota Komisi II DPRD Kota Cilegon, Muhammad Ibrohim Aswadi mempertanyakan kebijakan Dindik tersebut saat rapat dengar pendapat (hearing) antara Komisi II DPRD Kota Cilegon dengan Dindik Kota Cilegon, Selasa (4/8/2020).

“Ini sudah benar belum langkah yang diambil mereka (Dindik Cilegon)? Semua peralatan dan kebutuhan sudah terpenuhi belum? Terus gimana protokol kesehatannya? Jangan sampai sekolah nanti dibuka tapi malah ada zona baru untuk penularannya,” kata Muhammad Ibrohim Aswadi.

Menurut dia, Dindik sebelum memperbolehkan sekolah berkegiatan belajar dengan tatap muka harus terlebih dahulu menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan di sekolah. Itu sangat penting supaya siswa tidak terpapar Covid -19.

“Seharusnya Dindik itu menyiapkan perangkat protokol Covid -19 terhadap siswa sebelum mengeluarkan kebijakan pembelajaran secara tatap muka. Tapi ini belum dilakukan oleh Dindik,” katanya.

Pihaknya, lanjut Ibrohim, tidak menginginkan ada alasan Dindik terbentur anggaran dalam menyiapkan berbagai perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan sekolah.

“Tadi sudah disampaikan oleh Dindik, bahwa ada keterbatasan anggaran untuk menyiapkan peralatan protokol Covid – 19 untuk siswa. Kalau memang ada dana lebih dari OPD kenapa tidak diberikan untuk Dindik dalam membeli kebutuhan di masing-masing sekolah. Mulai dari pencuci tangan, masker atau apalah untuk pencegahan covid-19,” tuturnya.

“Mohon arahan juga dari walikota (Edi Ariadi) untuk dapat memberikan alokasi anggaran Covid dari masing-masing OPD itu dialihkan ke Dindik, untuk membeli faceshield atau pelindung wajah untuk para siswa biar permanen. Jadi tidak diliarkan sebatas anjuran, tidak. Tapi disiapkan perangkatnya,” sambungnya.

Apabila kebutuhan protokol kesehatan tak dipenuhi, lanjut Ibrohim, pihaknya khawatir para murid rentan terpapar Covid-19.

“Kita kan khawatir kalau ada siswa yang terpapar Covid – 19, ini kan bahaya. Makanya kita sayangkan kenapa peralatan protokol kesehatan tidak disiapkan terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kebijakan,” ucapnya. (Ully/Red)

error: Content is protected !!
Exit mobile version