Guru Belum Sepenuhnya Rapid Test, DPRD Serang Sebut Persiapan Tatap Muka Tidak Matang

0
Ketua Komisi II DPRD Kota Serang, Pujiyanto. (Foto Istimewa)

SERANG, SSC – Kebijakan Pemerintah Kota Serang yang akan menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah namun rapid test belum sepenuhnya diikuti para guru mendapat tanggapan miring dari Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang.

Ketua Komisi II DPRD Kota Serang Pujiyanto mengatakan, Pemkot lewat Dindikbud terkesan terlalu terburu-buru dalam menjalankan rencana pembelajaran tatap muka. Menurut politisi Nasdem ini dengan masih ada guru yang belum di rapid test menunjukan persiapan Dindikbud tidak matang. Rapid test guru harus terlebih dahulu diprioritaskan sebelum simulasi dan uji coba digelar.

“Teguran untuk Dindikbud, tidak perlu terlalu terburu-buru. Cobalah, kita persiapkan dengan matang, dan betul-betul tahapannya dilaksanakan. Salah satunya rapid tes, prioritaskan untuk guru dulu. Sedangkan untuk anak murid berikan simulasi pembelajaran nya,” kaya Pujiyanto kepada Selatsunda.com dikonfirmasi, Selasa (18/8/2020).

Baca : Guru Tidak Rapid Test, Tatap Muka Sekolah di Serang Terancam Tidak Dibuka

Bukti guru yang takut di rapid test sangat disayangkan oleh pihaknya. Kata pria disapa Puji ini guru semestinya mengikuti rapid test sebagai bukti jaminan kepada orangtua murid. Bahwa sekolah tatap muka telah steril karena guru terbebas dari Covid-19.

“Saya menyayangkan para guru yang tidak ikut rapid test. Padahal seorang guru harus dapat meyakinkan orang tua bawa mereka benar-benar steril dari covid-19. Ini fakta, banyak orang tua murid yang khawatir jika terpapar virus corona,” sambungnya.

Selain menyebut persiapan tatap muka di sekolah tidak matang, ia juga menyinggung perlu adanya kajian Dindikbud mengenai proses murid berangkat dan pulang sekolah. Menurutnya, proses berangkat dan pulang dari dan ke rumah murid belum dikaji Dindikbud. Padahal selama proses itu, murid  rentan terpapar. Begitu juga interaksi dengan pedagang sekolah dan saat orangtua menjemput patut dikaji.

Baca juga : Jelang Sekolah Tatap Muka, Guru di Kota Serang Takut di Rapid Test

“Nanti sama saja, anak belajar di kelas pake standar covid-19 saat keluar bertemu orang tuanya yang ternyata habis berdesakan. Belum lagi pedagang di depan sekolah, nah ini juga perlu di perhatikan,” tambahnya.

Kendati sekolah tatap muka adalah aspirasi orangtua, masih kata Pujiyanto, tetap perlu dibuat kajian dan tidak langsung dieksekusi. Jangan sampai kebijakan tersebut berdampak negatif. Karena tanggungjawab penerapan tatap muka ada pada ranah pemerintah bukan orangtua.

“Kalau pemerintah tidak yakin, jangan pula pemerintah menjerumuskan masyarakat. Kalau pun yakin apapun bentuknya, pemerintah yang akan bertanggung jawab,”pungkasnya. (SSC-03/Red)

error: Content is protected !!
Exit mobile version