CILEGON, SSC – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon menyatakan masih membutuhkan tenaga instruktur untuk mendidik, mengajar dan melatih peserta yang mengikuti Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Cilegon.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon, Panca Nugrahestianto Widodo mengatakan, saat ini pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh BLK Disnaker Cilegon mendapat animo yang tinggi dari masyarakat. Beberapa pelatihan seperti K3 Umum, Forklift dan pelatihan tenaga keamanan (security), kata Panca, peminatnya cukup banyak.
Hanya saja dari sisi pengajar, diakui Panca masih perlu penambahan tenaga. Saat ini, Disnaker hanya memiliki 3 tenaga instruktur.
“Dari sisi pengajar atau instruktur Disnaker Cilegon, utamanya BLK-nya cuman memiliki 3 orang instruktur yang PNS. Pertama instruktur menjahit, kelistrikan dan otomotif,” ucapnya, Senin (28/10/2024).
Panca menjelaskan, semestinya BLK dalam kegiatan pelatihan sudah memiliki instruktur tetap. Saat ini masih banyak menggunakan tenaga instruktur dari BBLKI Serang. Diantaranya tenaga instruktur untuk pengelasan.
“Dari 20 kegiatan itu kan ada las beberapa kali kegiatan, seperti SMAW, FCAW dan sebagainya. Harusnya juga kita punya instruktur las, jenis pelatihan sifatnya bisa masuk untuk sasaran industri dan wira usaha. Las saja kita tidak ada instruktur, padahal banyak pelatihan las. Kita kerja sama dengan BLK yang dari Kementerian,” ucapnya.
Selain pengelasan, instruktur lain yang dibutuhkan seperti tenaga pengajar komputer. Dengan perkembangan digitalisasi saat ini, tenaga pengajar komputer sangat dibutuhkan.
Idealnya, kata Panca, tenaga instruktur di BLK Cilegon sebanyak 8 orang.
“Komputer saja kita tidak ada instruktur padahal sudah lama pelatihan komputer. Apalagi dengan berkembangnya dunia digitalisasi, tenaga itu perlu. Jadi idealnya minimal 8,” terang Panca.
Selain tenaga pengajar, Panca juga menyinggung pihaknya juga membutuhkan tenaga fungsional pengantar kerja dan mediator. Jika berbicara tentang tenaga fungsional tersebut, sangatlah dibutuhkan karena Cilegon berhubungan dengan masalah industri.
“Selain instruktur, pengantar kerja dan mediator juga dibutuhkan. Kalau bicara kondisi Cilegon, harusnya tenaga ini banyak. Fungsional pengantar kerja hanya ada 5 orang, sementara mediator hanya 4 orang. Idealnya diatasnya minal 8 untuk mediator, pengantar kerja 6-8 orang,” ucapnya.
Pihaknya telah mengusulkan kebutuhan tersebut ke BKPSDM namun belum ada tambahan. Pihaknya berharap hal itu dapat diwujudkan. Bilamana ada PNS yang ditugaskan menjadi calon instruktur di Disnaker, menurutnya hal itu adalah langkah yang baik. Karena nanti dapat dilatih untuk menjadi instruktur.
“Pasti ada pelatihan. Untuk instruktur, mediator, pengantar kerja, itu pasti ada pelatihan khususnya,” harapnya. (Ronald/Red)