SERANG, SSC – Ikan mas dan ikan kembung menjadi salah satu penyebab tingginya angka inflasi di Kabupaten Pandeglang yang saat ini menyentuh sebesar 3,93 persen per April 2024, dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Banten.
Kemudian, Kota Cilegon yang saat ini inflasinya naik diakibatkan dari harga bubur yang naik signifikan, bahkan kenaikannya mencapai 25 persen.
Hal itu diungkapkan pada kegiatan Taklimat Media Laporan Perekonomian Provinsi Banten Edisi Februari 2024, di salah satu rumah makan di Kota Serang, Senin 13 Mei 2024.
Asisten Direktur Bank Indonesia KPW Banten Muhammad Lukman Hakim Lukman menjelaskan, komoditas pangan menjadi faktor utama penyebab inflasi baik di tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten/kota.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, salah satu penyumbang inflasi di daerah tersebut adalah ikan mas dan ikan kembung.
“Inflasi di Kabupaten Pandeglang terdapat beberapa penyebab, di antaranya ikan kembung dan ikan mas, setelah sebelumnya beras, serta bawang merah. Jadi, saat ini ada tambahan komoditas lain yang menyebabkan inflasi di Kabupaten Pandeglang tinggi, ikan mas,” katanya.
Dia menjelaskan, kebanyakan masyarakat di Kabupaten Pandeglang lebih banyak mengonsumsi ikan mas dan ikan kembung, berbeda dengan daerah lainnya.
Sehingga, harga ikan mas di sana mengalami kenaikan, ditambah masa panen yang sudah terlewati atau sudah selesai, yang mengakibatkan jumlah barang berkurang.
“Bisa jadi karena kebiasaan masyarakatnya, di sana konsumsi ikan mas cukup besar sehingga bobotnya cukup tinggi. Kemudian sistem budidaya ikan mas juga masih menggunakan sistem minapadi yang memanfaatkan sawah,” ujarnya.
Namun, bukan hanya Kabupaten Pandeglang yang angka inflasinya diakibatkan oleh ikan mas, tetapi Kabupaten Lebak pun demikian.
Namun, tidak terlalu berdampak atau mendominasi seperti di daerah penghasil kopi tersebut.
“Sebetulnya di Kabupaten Lebak pun sama, tapi tingkat konsumsinya jauh lebih tinggi di Pandeglang,” tuturnya.
Menurut dia, ke depan Bank Indonesia dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten berencana untuk mencari solusi lainnya.
Misalnya, mengganti sistem peternakan ikan mas dengan cara menyiapkan kolam tersendiri seperti empang.
Sehingga, ketika sawah mulai menguning dan padi siap dipanen, ikan mas masih bisa dibudidaya.
“Mungkin dengan mengganti cara budidaya ikan mas, yang biasanya memanfaatkan sawah bisa diganti dengan kolam empang. Jadi, bisa menanggulangi atau menurunkan angka inflasi di Kabupaten Pandeglang,” ucapnya.
Selain dua kabupaten tersebut, kata dia, Kota Cilegon juga mengalami kenaikan inflasi yang cukup signifikan, dari 2,91 persen pada Maret, naik menjadi 3,49 persen per April 2024, salah satunya disumbang dari bubur.
“Walaupun memang, bubur hanya bersifat insidentil, dan memang naik 25 persen harganya (Bubur). Sehingga menjadi salah satu penyebab inflasi naik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia Banten Ameriza Ma’ruf Moesa mengatakan, inflasi terjadi akibat risiko dampak lanjutan yang terjadi di setiap daerah.
Seperti bubur yang menjadi penyebab inflasi di Kota Cilegon pada April 2024. Hal itu berawal dari harga gabah yang naik, kemudian beras, hingga nasi.
“Bahkan, ada komponen nasi dengan lauk yang juga naik, termasuk bubur di Kota Cilegon. Hal itu disebabkan karena kenaikan dari gabah, beras, nasi, dan diolah menjadi bubur. Hingga akhirnya harga bubur menjadi naik, dan berdampak pada inflasi,” pungkasnya. (Ully/red)