20.1 C
New York
Minggu, November 16, 2025
BerandaPemerintahanPapan Informasi ISPU di Grogol Cilegon Mati, Dinas LH Beberkan Masalahnya

Papan Informasi ISPU di Grogol Cilegon Mati, Dinas LH Beberkan Masalahnya

-

CILEGON, SSC – Papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang ada di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol Kota Cilegon, mati, Senin, (13/10/2025).

Pantauan Selatsunda.com di lokasi, papan ISPU biasanya menampilkan angka penilaian kualitas udara. Namun terlihat, papan tersebut tidak berfungsi.

Papan bisanya mengukur Pm 10, SO2, CO, O3 dan No2 dengan indikator baik, sehat, tidak sehat, sangat tidak sehat dan berbahaya. Namun saat ini papan tidak sama sekali hidup.

Kepala Bidang Pengendalian pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, Deni Yuliandi mengakui papan ISPU di Grogol tidak menyala.

Memang kata Deni, saat ini papan tersebut tidak berfungsi namun informasi terkait kualitas udara masih terekam. Karena data dari air quality monitoring system untuk mengukur kualitas udara masih terekam dalam sistem.

“Awalnya yang mati itu hanya papan display outdoor-nya. Ini yang menjadi sorotan Publik terkesan ISPU itu mati. Padahal sesungguhnya IPSU itu punya dua komponen. Pertama AQMS, air quality monitoring sistem itu menyerap udara dan ditampilkan di display sebagai data ISPU. Tetapi secara berkefungsian AQMS itu masih berfungsi,” ujar Deni.

Deni mengutarakan, kerusakan itu tidak hanya pada modul namun kemungkinan juga merembet kepada sirkuit di papan ISPU.

“Bukan modulnya saja tapi mungkin sirkuitnya juga rusak,” terangnya.

Deni menjelaskan, ada sebanyak 5 ISPU di Kota Cilegon. Empat ISPU diantaranya merupakan pengadaan Pemkot Cilegon sementara satu lainnya dari bantuan dari Pemerintah Pusat.

Dari 4 ISPU milik Pemkot Cilegon, dua diantaranya mengalami kerusakan dengan kategori berat.

“Ada yang berkategori rusak berat yaitu di Grogol dan Simpang Tiga. Yang rusak ringan, di PCI dan Ciwandan,” ucapnya.

Deni mengaku, seluruh ISPU yang mengalami kerusakan itu karena alat yang digunakan sudah hampir 10 tahun. Kemudian faktor lainnya karena papan ISPU mengalami rusak karena terpapar cuaca.

“Memang usia alat ISPU itu, pengadaan rentang 2015 sampai 2018, kalau kita hitung sampai 2025, hampir kurang lebih 10 tahun. Dari aspek pemeliharaan pun cukup biaya besar terutama papan display outdoor. Itu posisi diluar, jadi rentan rusak karena terpapar dengan cuaca langsung ditambah usia yang cukup lama. Tetapi secara keberfungsian, kita masih bisa ambil datanya,” terangnya.

Pada tahun ini, kata Deni, DLH Cilegon tidak menganggarkan untuk perbaikan ISPU karena imbas dari efisiensi anggaran. Pihaknya berhadap pada tahun depan dapat dilakukan pemeliharaan.

Deni menyinggung, ke depan untuk informasi kualitas udara di Cilegon akan disajikan dengan cara digital. Karena bila menggunakan ISPU, biaya pemeliharaan cukup besar.

Ia berharap ke depan penyajian informasi kualitas udara bisa dilakukan dengan sistem digital.

“Kedepan ISPU itu kita akan tampilkan secara digital. Pertimbangannya karena papan display ini karena faktor sudah lama kemudian aspek pembiayaan lumayan besar. Kedepan itu pemberian dan penyampaian informasi, hasil pemantauan dari AQMS ini tidak disampaikan secara manual outdoor. Nanti kita buat website, aplikasi lah. Dengan adroid masing-masing,” paparnya. (Ronald/Red)

Administrator
Administratorhttps://selatsunda.com
Selatsunda.com adalah portal berita yang menyajikan informasi terkini, baik peristiwa, pemerintahan, politik, ekonomi, hukum, maritim dan lifestyle di Banten maupun Nasional.