
CILEGON, SSC – Program 100 hari kerja Walikota dan Wakil Walikota Cilegon, Robinsar-Fajar Hadi Prabowo telah berjalan kurang lebih 1,5 bulan.
Walikota Cilegon, Robinsar menyatakan, sampai saat ini seluruh fokus prioritas yang masuk dalam program 100 hari kerja masih terus berproses. Proses itu termasuk menyesuaikan dengan efisiensi anggaran yang saat ini dilakukan pihaknya.
“Sebenarnya kita saat ini masih terus berproses. Karena masih terus penyesuaian juga baik anggaran dan lain-lainnya. Jadi memang semuanya berproses,” ujar Robinsar didampingi Wakil Walikota Cilegon, Hajar Praboswo usai Apel dan Halal Bihalal di Pemkot Cilegon, Selasa (8/4/2025).
Menurut Robinsar, program 100 hari kerja tidaklah bersifat seremonial. Dari enam isu prioritas dalam program 100 hari kerja, seluruhnya saat ini tengah dalam proses. Tinggal bagaimana pihaknya melakukan evaluasi atas kinerja OPD.
“Jadi 100 hari kerja itu memang tidak yang sifatnya seremonial tetapi prosesnya juga. Semua sudah mengarah kesana tinggal kita terus evaluasi juga, kinerja teman-teman OPD,” ungkapnya.
Mengenai program Cilegon Super Apps dan Doklink, kata Robinsar, program itu masih berjalan. Dalam waktu dekat akan di uji coba.
“Masih berjalan, sedang berjalan. Sedang tahapan pemantapan, trial,” tuturnya.
Sementara, Wakil Walikota Cilegon, Fajar Prabowo menambahkan, pihaknya dalam menjalankan program 100 hari kerja mengukur dengan skala prioritas baik top, medium dan low priority. Menurutnya, top priority adalah program prioritas yang menyentuh langsung maskyarakat. Tidak hanya janji politik tetapi termasuk juga program yang lain.
Ia menyatakan, seperti program yang masuk dalam janji politik dan program 100 hari kerja yakni program layanan doklink. Dalam waktu dekat, layanan doklink akan di uji coba.
“Misalnya janji politik kita doklink, insya Allah bulan ini akan trial jika tidak ada halangan,” terangnya.
Terkait dengan program prioritas isu pendidikan, Fajar mengakui saat ini masih ada sekolah di Cilegon ditemui fasilitasnya belum layak.
Ia mengaku saat pengecekan langsung ke lapangan menemukan ada sekolah yang bersih namun belum memiliki kantin. Kemudian ada sekolah yang jumlah muridnya banyak, namun jumlah fasilitas toilet tidak ideal. Lalu ada juga sekolah yang terdapat kantin, namun jalan yang dilalui rusak.
Dengan kondisi tersebut, kata Fajar, Pemkot sesegera mungkin melakukan upaya perbaikan.
“Sesegera mungkin (diperbaiki), kita ga boleh reaktif harus pro aktif. Ga boleh nunggu sekolahnya itu teriak dahulu, tapi kita harus rutin, muter-muter. Terutama mengenai fasilitas,” ungkapnya.
Fajar mengungkapkan hal ini penting karena menyangkut kesejahteraan murid di mana kelak mereka akan menjadi generasi bangsa.
“Dan juga well being-nya anak-anak ini, Karena calon penerus bangsa. 2045 itu era mereka bukan kita. Jadi kita harus masksimalkan dari sekarang,” paparnya. (Ronald/Red)