SERANG, SSC – Hingga pertengahan 2020 dalam kondisi memasuki masa transisi tatanan normal baru atau new normal, angka pengangguran di Kota Serang masih tercatat diangka 10.000 orang lebih. Diperkirakan saat pandemi Covid-19 ini belum berakhir, angka pengangguran akan bartambah.
Kadisnakertrans Kota Serang, Akhmad Banbela mengungkapkan, pertambahan angka pengangguran selain pencari kerja yang belum mendapat pekerjaaan juga disebabkan banyaknya jumlah lulusan SMA/SMK yang belum terserap.
“Kalau keseluruhan yang real tidak bekerja itu memang ada 10 ribuan, bahkan lebih. Cuma kita belum menghitung lagi. Pertambahannya karena ada kelulusan siswa SMA/SMK tahun ini,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (8/7/2020).
Ia menyatakan, tidak terserapnya pencari kerja karena terbatasnya lapangan pekerjaan di Kota Serang. Karena selama ini belum ada pemberi kerja atau perusahaan yang bisa menyerap hingga ribuan pekerja. Meski memang porsi pencari kerja asal Serang lebih diprioritaskan.
“Karena memang lapangan pekerjaan di Kota Serang terbatas. Tidak ada industri yang skala besar. Perusahasn-perusahaan yang ada juga terbatas pada Perbankan, Finance, Hypermarket, Retail. Untuk perekrutanya ada komposisi 70 persen 30 persen. Artinya masyarakat Kota Serang hanya punya peluang untuk mengisi di kuota 70 persen,” terangnya.
Sekalipun perekrutan pencari kerja asal Kota Serang lebih diprioritaskan namun hal itu bukan permasalahan yang mendasar. Justru jumlah pengangguran dapat terserap jika banyak lapangan pekerjaan.
“Karena perusahaan terbatas, 70 ini tidak untuk angka yang ratusan apalagi ribuan paling beberapa saja. Contoh rekruitmen untuk pegawai tenant di Mal, Royal, peminatnya banyak tapi yang diterima hanya 8 orang paling. Dari 8 orang ini ketentuan 70 persen dari Serang dan 30 persen luar. Kalau 70 persen dari 8 berapa sih, paling 5 untuk orang Serang. Artinya masih banyak yang belum kebagian,” paparnya.
Ia menyatakan, selain karena terbatasnya lapangan pekerjaan, Pandemi Covid-19 juga menjadi satu penyebab pengangguran bertambah.
“Ditambah pandemi, boro-boro mau ngerkrtut karyawan perusahaan,” katanya.
Meski pengangguran bertambah, Disnaker tetap berupaya agar bisa ditekan. Upaya itu dilakukan dengan memberi pelatihan-pelatihan kepada pencari kerja salah satunya pelatihan Sablon terhadap 30 orang. Hal ini dilakukan agar mereka yang mendapat pelatihan diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan.
“Supaya tidak nunggu lowongan pekerjaan, pencari kerja ini diseleksi untuk dibekali keterampialn. Sablon digital itu masih langka. Sehingga kami menganggap penting mengadakan pelatihan, supaya bisa di pasarkan di Banten,” tungkasnya. (MG-01)

