20.1 C
New York
Rabu, Desember 31, 2025
BerandaHukrimAntisipasi Bencana di Laut, Ditpolairuda Banten Bangun Gedung Crisis Center

Antisipasi Bencana di Laut, Ditpolairuda Banten Bangun Gedung Crisis Center

-

CILEGON, SSC – Ditpolairuda Polda Banten membangun gedung crisis center di Mako Polairud. Gedung ini dibangun sebagai eadah untuk mengantispasi bencana di Banten utamanya bencana yang pergerakannya terdeteksi dari dasar laut. Gedung crisis Center ini merupakan hibah perusahaan asal Cina, PT China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).

Turut hadir dalam peresmian pembangunan crisis center, Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir didampingi Direktur Polairuda Polda Banten Kombes Pol Nunung Syaifudin.

Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir mengatakan, wilayah Banten tergolong daerah yang rawan bencana. Seperti, bencana tsunami, kebocoran gas di dasar laut serta bencana lainnya. menurut Kapolda, Crisis Center menjadi wadah penting untuk disediakan untuk mengantispasi bencana tersebut.

“Perlu diketahui, wilayah Banten sangat rawan terhadap bencana. Oleh karena itu, gedung crisis center ini sangat penting adanya. Selain dapat memantau kondisi bencana di dasar laut juga dapat berkoordinasi dengan cepat dengan semua pihak,” kata Tomsi kepada awak media usai peresmian pembangunan criscis Center,” Rabu (18/9/2019).

Selain bencana, Kapolda juga menyinggung pentingnya crisis center untuk mengantispasi kejadian lainnya. Prinsipnya, kata dia, seluruh jajarannya harus siap mengantisipasi dan menjalankan sistem sebaik-baiknya.

“Kejadian kejadian di perairan Banten kan sudah pernah terjadi seperti tsunami, kecelakaan laut, kebakaran kapal, pada prinsipnya kepolisian harus siap sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” harapnya.

Sementara itu, Direktur Polairuda Polda Banten, Kombes Nunung Syaifudin menjelaskan, pembangunan gedung criscis Center ini merupakan hibah yang diberikan oleh CNOOC untuk Banten dalam melakukan koordinasi apabila terjadi bencana di Perairan Selat Sunda.

Gedung itu dibangun sebagai pusat komando dan pengendalian (kodal) saat terjadi bencana di laut. Dengan begitu, pusat pengendali dan koordinasi dilakukan ada tempat khusus.

“Bukan hanya potensi kejahatan saja tetapi ada bencana, ada kejadian laka (kecelakaan). Jadi ada 3,  bencana, laka, dan kejahatan di laut. Mungkin ada pembajakan kapal, mungkin ada penyelundupan dan lain-lain. Saya juga berharap, gedung ini bisa berkoordinasi antara semua pihak apabila terjadi bencana alam maupun bencana industri yang terjadi di dasar laut,” harapnya. (Ully/Red)

Redaksi Selatsunda
Redaksi Selatsundahttps://selatsunda.com
Sajian informasi dikemas dengan tulisan berita yang independen

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -