WONOGIRI, SSC – Salah satu konstribusi nyata mahasiswa dalam memberikan keilmuannya dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah mengembangkan program dengan menggali potensi yang ada di masyarakat tempat mereka KKN. Ini dilakukan juga oleh Mahasiswa Universitas Diponogoro (Undip) yang melakukan KKN II di Dusun Pojok, Desa Ngadiroyo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.

Seperti yang dilakukan oleh salah satu Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Diponegoro, Reyna Vania Ummasari Siagian dalam mengembangkan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Keripik Pisang “Sumber Rejeki”milik Harsi.

Selaras dengan program multidisiplin Tim KKN II Undip, Reyna dalam mengembangkan produk Keripik Pisang milik Harsi menjalankan tiga tujuan. Yakni meningkatkan kualitas produk, daya saing usaha di pasar, serta memaksimalkan pengolahan limbah pada proses produksi.

Untuk mewujudkannya, Mahasiswi asal Kota Cilegon ini mengembangkan produk UMKM Keripik Pisang dengan mentransformasi kemasan produk dari yang sebelumnya berbentuk plastik menjadi modern.

Ia mengatakan, jika sebelumnya, produk ini dikemas menggunakan plastik biasa dengan desain kemasan yang belum informatif dan kurang menarik. Namun, saat ini kemasan produk keripik pisang Sumber Rejeki dikemas modern dengan kemasan pouch metallized plastic. Hal itu untuk memperpanjang daya simpan, menjaga keamanan produk, dan meningkatkan ketertarikan konsumen.

“Kemasan keripik pisang ‘Sumber Rejeki’ saya tingkatkan melalui peralihan dari penggunaan kemasan plastik ke kemasan pouch metallized plastic yang lebih modern dan fungsional,” ujar Reyna seraya menjelaskan mengenai kemasan produk keripik pisangnya yang sudah dikembangkan, Selasa (13/8/2024).

Baca juga  Rekapitulasi KPU, Paslon Robinsar-Fajar Unggul di Pilkada Cilegon

Ia mengungkapkan, penggunaan pouch metallized plastic sebagai kemasan baru memberikan beberapa keunggulan signifikan. Pertama, bahan ini memiliki sifat barrier yang sangat baik terhadap oksigen, kelembaban, dan cahaya. Hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas dan kerenyahan keripik pisang agar tetap terjaga dalam waktu yang lebih lama.
Kedua, kemasan ini lebih tahan terhadap tusukan dan sobekan, sehingga mengurangi risiko kerusakan produk selama proses distribusi dan penyimpanan.

“Ketiga, tampilan kemasan menjadi lebih menarik dan profesional, yang dapat meningkatkan daya tarik produk di mata konsumen,”ucapnya.

Reyna melanjutkan, untuk label pangan dari kemasan dibuat menggunakan kertas dan hanya mencantumkan nama dari usaha keripik pisang yaitu “Sumber Rejeki”. Hal ini kurang optimal karena bahan kertas yang mudah menyerap minyak dari keripik pisang dan kurangnya komponen-komponen penting pada kemasan yang diperlukan oleh konsumen.

“Penggunaan pouch metallized plastic memudahkan pencantuman informasi melalui design yang menarik,” paparnya.

Reyna menekankan pentingnya mencantumkan komponen label pangan yang lengkap pada kemasan baru yang meliputi merek dan logo, logo halal atau nomor P-IRT, komposisi, tanggal produksi, dan tanggal kadaluarsa.

Merek dan logo membantu konsumen mengidentifikasi dan mengingat produk dengan mudah, sekaligus membangun identitas merek yang kuat. Logo halal dan atau nomor P-IRT dapat dicantumkan apabila sudah menerima sertifikasi untuk meningkatkan kredibilitas dari produk yang dihasilkan.

“Komposisi memberikan informasi transparan kepada konsumen mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam produk dan membantu mereka membuat keputusan pembelian yang tepat sesuai dengan kebutuhan atau preferensi diet mereka. Tanggal produksi menunjukkan kebaruan produk dan membantu dalam pengelolaan stok, baik oleh produsen maupun pengecer. Tanggal kadaluarsa juga sangat penting untuk keamanan pangan dan memberikan panduan kepada konsumen mengenai batas waktu konsumsi yang aman untuk produk tersebut,” terangnya.

Baca juga  Sempat Ditutup Akibat Cuaca Buruk, Pelabuhan Merak Kembali Dioperasikan

Kemudian pencantuman komponen-komponen ini pada label pangan tidak hanya meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk, tetapi juga memenuhi regulasi keamanan pangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini menunjukkan komitmen “Sumber Rejeki” terhadap kualitas dan keamanan produk mereka.

Sementara, Pemilik UMKM Keripik Pisang “Sumber Rejeki”, Harsi, menyambut baik program pengembangan ini. Dalam tanggapannya, ia menyatakan, “Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan ilmu yang diberikan oleh tim KKN Undip. Perubahan kemasan ini sungguh membuat produk kami terlihat lebih menarik dan profesional. Kami juga belajar banyak tentang pentingnya informasi pada label kemasan untuk menjaga kepercayaan konsumen,” ucapnya.

Sekedar informasi, Program pengembangan UMKM yang dijalankan Tim KKN Undip tidak hanya berfokus pada aspek pengemasan, tetapi juga mencakup pelatihan mengenai manajemen usaha, analisis resiko, strategi pemasaran digital, pendaftaran merek, peningkatan kualitas produksi, dan pengelolaan limbah. Tim KKN Undip berkolaborasi dengan pemilik usaha untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan dan memberikan solusi yang dapat diterapkan secara berkelanjutan. (Red)