CILEGON, SSC – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasang peralatan sirine di Kantor Kelurahan Mekarsari, Kota Cilegon, Kamis (25/9/2025). Pemasangan satu dari empat sirine di Cilegon ini dilakukan untuk memperkuat sistem peringatan dini potensi bahaya tsunami ke masyarakat.
Analisis Penata Penanggulangan Bencana Pertama BNPB, Wiratama Putra mengatakan, pemasangan sirene ini merupakan salah satu metode untuk menyebarluaskan informasi terkait peringatan tsunami. Sirine ini dapat dikendalikan dari jarak jauh.
“Metodenya kan banyak, sirine ini salah satu yang dipilih. Karena bisa dikolaborasikan dengan alat-alat seperti interoptic, jadi bisa dikendalikan secara jarak jauh. Tetapi tidak lepas juga alat yang sudah ada untuk memback up titik-titik yang tidak terdengar suara sirine,” ujar Wiratama saat kegiatan pembunyian sirine.
Wiratama menjelaskan, untuk saat ini BNPB memasang 4 sirine di Kota Cilegon termasuk salah satunya di Kelurahan Mekarsari. Pemasangan empat sirine telah melalui kajian. BNPB memasang di daerah yang rawan dengan potensi bahaya tsunami.
“Empat titik sudah ada kajian sebelum memasangnya. Karena ini terkait dengan tsunami, kajiannya juga terkait dengan daerah-daerah yang berpotensi terdampak tsunami, kita lihat resiko-resikonya,” paparnya.
Ia berarap, dengan pemasangan empat sirine ini baik pihaknya dan Pemkot Cilegon dapat bersama-sama semakin memperkuat peringatan dini tsunami ke masyarakat. Ia juga berharap agar peralatan yang dihibahkan ini nanti dapat dirawat dan dipelihara sebaik-baiknya.
“Yang pasti kami harapkan dijaga dengan baik bukan hanya pemerintah daerah saja tetapi juga masyarakat. Kami harapkan juga masyarakat ikut serta dalam menjaganya, agar tidak ada kehilangan apapun terkait sirine ini,” ucapnya.

Sementara, Kepala BPBD Kota Cilegon, Suhendi mengaku memang Cilegon merupakan kota yang tergolong rawan atau berpotensi tsunami. Dengan tingginya potensi tsunami, perlu penanganan secara terpadu yang disebutnya Cilegon Multi Hajat Sistem.
Dengan dipasangnya empat sirine dari BNPB, kata Suhendi, dapat semakin meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi peringatan dini tsunami. Informasi tentang peringatan potensi bahaya tsunami dapat cepat tersampaikan ke masyakat.
“Dengan dibangunnya EWS ini, informasi ke masyarkat tentang potensi tsunami, peringatannya lebih cepat lebih maksimal. Dibandingkan secara manual, atau dengan kearifan lokal, dengan kentongan atau masjid,” ucapnya.
Sejauh ini, kata Suhendi, Pemkot belum memiliki sirine peringatan dini tsunami. Satu sirine di Cilegon tepatnya di SMP 9 merupakan aset BMKG. Sirine itu akan diserahkan kepada pihaknya. Ia berharap, dengan penambahan 4 sirine dari BNPB, antisipasi bahaya tsunami dapat ditingkatkan.
“Mudah-mudahan ini bisa cepat dalam penanganannya. Rencananya akan dihibahkan ke Pemkot, kita akan sama-sama merawat dan memelihara karena ini penting untuk kita manfaatkan,” harapnya.
Pembunyian sirine disaksikan oleh BNPB, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon, Suhendi, Camat Pulomerak, Heru Sanjaya, Lurah Mekarsari, Fatoni dan Kapolsek Pulomerak, Kompol Ambarita. Sebelum kegiatan pembunyian sirine dilangsungkan, BNPB memberikan paparan terkait fungsi sirine untuk penyebaran informasi peringatan dini tsunami ke masyarakat. (Ronald/Red)