20.1 C
New York
Rabu, Desember 31, 2025
BerandaKesehatanCerita Pasien di Kabupaten Serang yang Sembuh Lawan Covid-19

Cerita Pasien di Kabupaten Serang yang Sembuh Lawan Covid-19

-

SERANG, SSC – Salah seorang warga Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Poltak Simamora yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh setelah menjalani 1 bulan perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Banten.

Kepada Selatsunda.com, puteri dari pasien positif Covid-19, Enrica Simamora menceritakan kisah kesembuhan sang ayah melawan Virus Corona.

Ia awalnya tidak mengira ayahnya akan terjangkit Virus Corona. Meski memang memiliki riwayat sakit jantung.

Ia menyangka, ayahnya tertular Virus Corona saat menghadiri pesta adat di Jakarta pada Sabtu,14 Maret 2020. Karena ayahnya beberapa hari kemudian mengeluhkan demam, badan pegal, lidah kaku dan tidak nafsu makan.

Ia bersama keluarga kemudian memutuskan untuk membawa sang ayah ke Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang untuk memeriksa kesehatan. Tetapi, dari hasil pemeriksaan rumah sakit, tim medis menyatakan hanya terkena virus biasa dan diberikan obat untuk menurunkan demam.

Beberapa hari mengetahui sang ayah tidak sembuh-sembuh, ia dan keluarga kemudian membawa berobat ke Mitra Keluarga di Tangerang pada Minggu, 29 Maret 2020. Sang ayah kemudian di rapid test dan hasilnya reaktif. Tim medis pun memutuskan untuk merujuk ke RSU Banten.

Ia saat itu bingung bercampur sedih mengetahui hasil rapid test ayahnya reaktif. Ia sudah mengira akan berpisah dengan ayah tercintanya.

“Dari hasil rapid test kedua di RSU Banten, bapak pun dinyatakan reaktif positif virus corona,” kata Ernica kepada Selatsunda.com melalui pesan singkat Whatsapp, Kamis (30/4/2020).

Enrica dan keluarga tidak menyangka jika hasil rapid test reaktif corona. Sebab, tidak ada gejala sesak maupun batuk yang di derita oleh sang ayah. Setelah menjalani dua kali rapid test, ayahnya pun kemudian di swab test dan 15 hari kemudian, hasilnya terkonfirmasi positif Covid-19.

Mengetahui ayahnya positif Corona, Enrica dan keluarga sebagai manusia biasa merasa takut. Dia takut jika ayahnya meninggal karena Corona tidak dapat lagi melihat untuk terakhir kalinya.

“Kami pun bingung bercampur sedih dan takut sekali. Takut kalau bapak akan meninggal di kubur pakai protab Covid-19 dan keluarga tidak bisa lihat untuk yang terakhir kalinya,” tambahnya.

Rasa cemas dan takut makin ia rasakan saat sang ayah dirawat di ruang isolasi di dua minggu pertama. Ayahnya bercerita, ruang isolasi benar-benar seperti berada di neraka tanpa seorang pun pihak keluarga yang mendampinginya. Apalagi ayahnya sempat jatuh dari tempat tidur. Ia pun tak bisa menahan tangis mendengar cerita ayahnya itu.

“Bapak kami bilang di dua minggu pertama di ruangan isolasi, bapak seperti di neraka. Apalagi bapak sempat jatuh dari tempat tidur ketika akan beranjak ke kamar mandi. Dan bapak pun sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan apalagi bapak di sana tidak bisa mandi, cuci, buang air sendiri,” beber dia tentang ayahnya yang sudah lanjut usia.

Ia sangat sedih dan tidak bisa membayangkan, sang ayah harus berjuang sendiri di ruang isolasi. Karena diruang isolasi, tim medis tidak bisa hadir sewaktu-waktu dan protab cukup ketat.

“Kebayangkan bagaimana bapak kami hanya berjuang sendiri di sana (ruang isolasi). Kalaupun kami ingin berkomunikasi dengan bapak, kami hanya melakukan video call yang dibantu oleh tim medis,” akunya.

Mental Enrica tidak hanya drop karena ayahnya positif Corona. Tetapi, warga di lingkungannya tinggal mulai bereaksi tidak suka serta membuat berita hoaks tentang ayah, dia dan keluarganya.

“Reaksi mulai terjadi sejak orang dinas datang untuk ambil swab kami keluarga yang pernah kontak dengan bapak. Serta beredar juga photo di ambil rapid test ke keluarga pasien,” ungkapnya.

Ia bersama keluarga hanya bisa tegar menghadapi itu semua. Doa terus dipanjatkan kepada Tuhan agar ayahnya bisa disembuhkan. Tidak lupa sang ayah setiap hari selalu diberi semangat untuk sembuh, bangkit dari sakit.

Kabar baik pun akhirnya diterima oleh keluarga. Pada 27 April 2020, ayahnya dinyatakan telah sembuh oleh tim medis RSU Banten dan sudah bisa pulang kerumah.

Enrica mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah menyembuhkan ayahnya. Ia juga menyampaikan banyak terima kasih kepada tim medis yang telah membantu ayahnya untuk sembuh dari Covid-19 selama dirawat di RSU Banten.

“Terima kasih semua. Semoga semua yang kalian berikan untuk kami dan bapak dapat dibales oleh Tuhan. Amin,” tutupnya. (Ully/Red)

Redaksi Selatsunda
Redaksi Selatsundahttps://selatsunda.com
Sajian informasi dikemas dengan tulisan berita yang independen

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -