CILEGON, SSC – Kota Cilegon diguyur hujan lebat, Senin (7/1/2025). Wilayah Kecamatan Cibeber pun terdampak banjir.
Ketua RT 05/03 di Lingkungan Sambirata, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber, Bahrein mengatakan, air hujan yang meluap hingga sebabkan banjir di wilayahnya terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.
“Tadi pagi kan hujan deras banget. Air masuk ke rumah warga pada pukul 10.00 WIB. Dan mulai deras pada pukul 12.00 WIB,” kata Bahrein kepada Selatsunda.com ditemui di lokasi, Selasa (7/1/2025).
“Pagi hujan deras banjir paling selokan yang meluap, tapi setelah dzhuhur jadi banjir makin tinggi sepinggul,” sambungnya.
Ia menyatakan, banjir terjadi akibat tanggul yang rendah sehingga tidak mampu menampung kiriman air dari wilayah Mancak, Kabupaten Serang.
“Tanggulnya harus ditinggin lagi, karena terlalu rendah itu tadi. Ini kiriman dari Mancak,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, setiap tahunya warga mengalami banjir. Banjir yang terjadi saat ini ketinggiannya diperkirakan mencapai dada orang dewasa.
“Setiap tahun memang jadi langanan banjir.
Setahun bisa tiga kali, banjir karena tanggulnya rendah. Tadi warga warga sudah suruh keluar waktu banjir ada,” tambahnya
Ia menambahkan, sebanyak 190 KK dan 300 jiwa menjadi korban banjir di wilayah Cibeber.
Ia berharap, supaya banjir tidak semakin parah dan tidak ada banjir lagi. Ia pun berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) bisa membenahi persoalan penyebab banjir tersebut
“Harapannya membenahi yang terutama dari arah Polsek,” tuturnya.
Ditempat yang sama Kepala BPBD Kota Cilegon, Suhendi menjelaskan penyebab adanya banjir di tiga lokasi itu bahwa dipengaruhi oleh debit air kiriman dari wilayah hulu, seperti Mancak, yang dilaporkan mengalami hujan lebat.
“Kalau cukup kiriman air dari hulu cukup tinggi debitnya, mungkin dampaknya ada di daerah Cibeber ini,” ucapnya.
Ia menerangkan, selain Lingkungan Sambirata, Perumahan Praja Mandiri dan Di PCI Blok D juga terdampak banjir bandang. Wilayah Praja Mandiri terletak di Blok H RT 03/RW07, ketinggian air mencapai 50 centimeter dan berdampak pada satu kepala keluarga (KK) dengan empat jiwa. Di PCI Blok D, banjir dengan ketinggian serupa melanda dua wilayah, yakni RT 06/RW04 yang mencakup 26 KK dengan 104 jiwa, serta RT 06/RW5 dengan 4 KK dan 16 jiwa terdampak.
Suhendi memastikan bahwa keluarga terdampak masih bertahan di rumah masing-masing.
“Sementara ini masih bertahan. Kita buat tempat pengungsian kalau diperlukan, nanti dikoordinasikan oleh RT/RW,” ungkapnya.
Sebagai langkah mitigasi jangka panjang, Suhendi menekankan perlunya perbaikan infrastruktur.
“Yang harus diperbaiki gorong-gorong saluran air di komplek, kemudian normalisasi sungai supaya tidak dangkal, atau meninggikan tanggul sungai. Itu kan mitigasi struktural di bagian PUPR,”katanya.
Masyarakat diimbau tetap waspada dan mengikuti arahan petugas untuk memastikan keselamatan selama masa tanggap darurat ini. (Ully/Red)