Kabid Kewaspadaan Dini, Ormas, Konflik Sosial dan Ketahanan Eksosbud Badan Kesbangpol Kota Cilegon, Faishal Amin. (Foto Ronald/Selatsunda.com)

CILEGON, SSC – Sebanyak tiga mantan napi teroris yang berada di Kota Cilegon akan mengikuti Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI).

Kepala Bidang Kewaspadaan Dini, Ormas, Konflik Sosial dan Ketahanan Eksosbud pada Badan Kesbangpol Kota Cilegon, Faishal Amin mengatakan, pihaknya turut mengundang mantan napiter dalam Peringatan HUT Ke-79 RI dengan mengikuti instruksi yang disampaikan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Sesuai instruksi Kemendagri, diwajibkan bagi eks napiter di seluruh Indonesia untuk mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih,” ujarnya, Selasa (14/8/2024).

“Ada 3 eks napiter yang kita ikutkan di pengibaran bendera merah putih,” sambungnya.

Faishal mengatakan, mantan napiter selain diundang pada upacara bendera juga akan diberikan bantuan. Bantuan yang akan diberikan tersebut berupa sembako yang nanti akan diserahkan langsung oleh Walikota Cilegon, Helldy Agustian.

Baca juga  Mahasiswa di Cilegon Beri Mawar Merah, Apresiasi Kinerja KPU-Bawaslu di Pilkada 2024

“Dan nanti ada pemberian bantuan berupa sembako kepada mereka. Ada bantuan dari Kementerian Sosial dari Dinsos, nanti Pak Walikota yang akan memberikan itu,” paparnya.

Turut terlibatnya ketiga mantan napiter pada kegiatan upacara bendera, kata Faishal, untuk memantapkan rasa nasionalisme. Karena juga sebelumnya saat bebas, mereka telah berikrar untuk kembali ke NKRI.

“Tujuannya ketika dia sudah ikrar kembali ke NKRI, pertama dia harus memantapkan kembali posisi bahwa dia tinggal di bumi pertiwi Indonesia.  Dan itu ada hak kita sebagai pemerintah, mengayomi dan mengakui dia sebagai warga negara,” terangnya.

“Kedua ini harus dipupuk dengan kegiatan- kegiatan yang sifatnya nasionalisme. Supaya dia tidak kembali ke paham radikal,” ucap Faishal.

Baca juga  Diterjang Cuaca Buruk, Antrean Kendaraan Menggular Hingga Keluar Pelabuhan Merak

Para pejuang NKRI tersebut, kata Faishal, selama ini telah banyak dilibatkan dalam program pemerintah. Diantaranya, mereka dilibatkan sebagai nara sumber pada kegiatan wawasan kebangsaan. Hal itu dilakukan oleh mantan napiter untuk memberikan edukasi kepada masyarakat akan bahaya radikalisme.

“Makanya jalan salah satunya, ada program pemerintah, mereka itu bisa dijadikan sebagai nara sumber, untuk kegiatan wawasan kebangsaan, nasionalisme oleh kesbangpol.  Jadi supaya dia memberikan pemahaman ke masyarakat bahwa bahaya laten terkait radikal juga harus disosialisasikan,” pungkasnya. (Ronald/Red)