WONOGIRI, SSC- Balai Desa Ngadiroyo menjadi pusat kegiatan program multidisiplin KKN Tim II Universitas Diponegoro 2024. Acara ini berfokus pada optimalisasi dan edukasi bagi pelaku UMKM di desa tersebut, terkhusus untuk produsen produk pangan. Optimalisasi ini meninjau berbagai aspek dan membagikan edukasi dalam peningkatan yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan UMKM yang ada di Desa Ngadiroyo.
Salah satu program unggulan dalam kegiatan ini disampaikan mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Diponegoro oleh Reyna Vania. Reyna menekankan pentingnya optimalisasi kemasan dalam pengembangan usaha kepada para peserta.
Ia menjelaskan bahwa kemasan memiliki beberapa fungsi penting yang meliputi melindungi produk dari berbagai kerusan, memperpanjang umur simpan produk, menjadi media informasi dan promosi produk, memudahkan distribusi dan penyimpanan, dan banyak lainnya.
“Terdapat berbagai jeniis kemasan yang tersedia di pasaran, seperti plastik, kertas, logam, kardus, komposit, dan flexible packaging. Setiap jenis kemasan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya, plastik ringan dan murah tetapi kurang ramah lingkungan, sementara kertas lebih ramah lingkungan namun kurang tahan air,” ujarnya
“Pemilihan jenis kemasan harus mempertimbangkan beberapa faktor kunci. Pertama, jenis pangan yang akan dikemas. Produk basah tentu membutuhkan kemasan yang berbeda dengan produk kering. Kedua, kepentingan distribusi. Apakah produk akan didistribusikan jarak jauh atau hanya di pasar lokal? Ketiga, sifat bahan kemasan itu sendiri. Dan yang tidak kalah penting, kebutuhan dan keinginan konsumen,” sambungnya.
Selain pemilihan jenis kemasan, Reyna menekankan pentingnya pencantuman komponen-komponen kunci pada kemasan. Merek dan logo produk berperan sebagai identitas produk sehingga harus dibuat semenarik mungkin agar mudah diingat.
Logo halal atau nomor P-IRT patut dicantumkan apabila sudah memiliki sertifikasinya untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap keamanan dan kualitas produk. Produsen juga sebaiknya mencantumkan komposisi sebagai bentuk transparansi terhadap bahan-bahan yang digunakan. Selain itu, adanya tanggal produksi dan kadaluarsa memastikan keamanan pangan dan menunjukkan profesionalisme dari produsen.
Reyna menegaskan bahwa komponen-komponen tersebut sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk, kepercayaan konsumen, dan ketertarikan terhadap produk.
“Kemasan bukan hanya wadah, tapi juga alat pemasaran yang sangat potensial,” tutupnya.
Respon dari para peserta terhadap presentasi ini sangat positif. Pemilik usaha keripik pisang “Ngacir”, Tri Wahyuni menyatakan, “Saya baru sadar betapa pentingnya kemasan. Selama ini kami hanya menggunakan plastik biasa, tapi sekarang saya tertarik untuk mencoba flexible packaging untuk produk kami,” terangnya.
Sementara, Kepala Desa Ngadiroyo, Mulyono, ikut menghadiri kegiatan ini mengunhgkapkan, “Saya sangat berterima kasih atas program dari mahasiswa KKN ini yang dapat membantu dan mendukung pelaku UMKM di Desa Ngadiroyo melalui informasi dan edukasi yang disampaikan untuk terus dapat mengembangkan dan memperluas usaha mereka. Harapan saya UMKM Desa Ngadiroyo dapat dikenal secara nasional,” ucapnya.
Selain fokus pada kemasan, acara ini juga mencakup sesi-sesi lain seperti pendaftaran merek, strategi pemasaran digital, analisis resiko, dan pengolahan limbah yang baik. Para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan tim KKN dan menyampaikan pendapat mereka atas edukasi yang telah dilakukan. Diharapkan, dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh, UMKM di Desa Ngadiroyo dapat meningkatkan kualitas produk mereka, memperluas jangkauan pasar, dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. (Red)