20.1 C
New York
Rabu, Desember 31, 2025
BerandaPeristiwaWarga Curug Demo, Desak DPRD Tutup Peternakan Ayam yang Masih Beroperasi

Warga Curug Demo, Desak DPRD Tutup Peternakan Ayam yang Masih Beroperasi

-

SERANG, SSC – Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Kecamatan Curug Peduli Lingkungan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Kota Serang, Jumat (06/03/2020). Mereka melakukan aksi menagih janji pemerintah menutup peternakan ayam di Kecamatan Curug dan Walantaka. Karena sampai saat ini peternakan masih beroperasi.

Aksi unjuk rasa warga Curug ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka datang dengan membawa spanduk yang berisi permintaan penutupan ternak ayam oleh pemerintah.
Aksi unjuk rasa tersebut mendapat pengawalan ketat aparat.

Salah satu pengunjuk rasa, Venus mengatakan, aksi yang dilakukan warga bentuk penolakan keras terhadap aktivitas peternakan ayam di lingkungan mereka. Warga menilai peternakan masih beroperasi diduga ada oknum yang membekinginya.

“Kami sikap dari warga menolak keras dan tutup peternakan ayam, dan tindak secara hukum oknum yang terlibat dalam permainan perizinan perusahaan peternakan ayam,” ucapnya, Jumat (06/03/2020).

Selama ini dari informasi yang diperoleh dari salah satu anggota dewan, kata dia, peternakan ayam tidak lagi diizinkan untuk beroperasi. Bahkan penegasannya juga telah dinyatakan oleh Walikota Serang, Syafrudin. Namun kenyataanya sampai saat ini aktivitas masih berjalan.

“Dari salah satu anggota dewan juga menyebutkan bahwa peternakan yang ada di 2 kecamatan yaitu Walantaka dan Curug itu, sudah tidak bisa dan tidak ada izinnya. Sementara kemarin konfirmasi dari temen-temen di Curug, yang tadinya pak walikota menyatakan ilegal, sekarang legal,” paparnya.

Warga menuntut agar Walikota Serang, Syafrudin menepati janjinya. Para peternak diberi waktu 6 bulan untuk menutup ternaknya karena Pemkot Serang sudah punya aturan baru.

“Mencari kepastian hukum sudah 10 tahun tidak ada kepastian. Kalau pak Walikota bilang 6 bulan dihitung dari bulan Januari ditutup, kami kesini menanyakan janji. Kalau mereka benar-benar tepati janji, tinggal buat tertulis,” tegasnya.

Warga, kata dia, curiga aktivitas masih beroperasi karena diduga ada oknum yang membekingi perizinan perusahaan peternakan ayam. Warga menilai peternakan ayam tersebut juga tidak memberi kontribusi PAD untuk Pemkot Serang.

“Kami curiga disini ada permainan, untuk apa tidak masuk ke PAD buat apa kita mempertahankan perusahaan yang tidak masuk pajaknya ya kan,” ucapnya.

Sementara, Komisi II anggota DPRD Kota Serang, Fraksi Gerindra, Babay Sukardi mengakui bahwa Kota Serang masih belum memiliki aturan baru yang terkait keberadaan peternakan ayam di Kota Setang.

“Betul, karena Kota Serang baru berdiri 12 tahun, peternakan ayam itu ada yang dari tahun 90 sampai 95an. Termasuk RTRW-nya juga. Krena Pemkot Serang belum mempunyai aturan yang baru, jelas harus terpacu kepada aturan yang lama,” ucapnya.

Diakuinya, permasalahan peternakan ayam belum berkesudahan karena terjadi pro dan kontra. Dari hasil diskusi antara Walikota Serang dengan DPRD Kota Serang, lanjutnya, ada warga yang meminta kompensasi dan ada juga yang meminta ditutup. Pihaknya khawatir jika nanti ditutup maka akan muncul gugatan.

“Kemarin itu ada 2 keinginan, yang satu masyarakat minta dapat kompensasi dari perusahaan, yang satu nya pengen perusahaan peternakan ayam ditutup. Kalau memang mau ditutup kita tunggu RTRW yang baru disahkan. Setelah itu baru proses. Kalau sekarang ditutup tanpa melalui proses, yang dikhawatirkan perusahaan mem-PTUN kan Pemkot Serang,” terangnya.

Pihaknya belum bisa berjanji memenuhi tuntutan warga namun aspirasi akan disampaikan ke pimpinan dewan untuk ditindaklanjuti kepada pemerintah.

“Hari ini permintaannya ditutup, nanti saya laporkan ke pimpinan, nanti pimpinan koordinasi dengan pak walikota. Kalau kapannya kami tidak bisa memprediksi, karena tahap fasilitasi RTRW nya itu yang lama,” tukasnya. (MG-01)

Redaksi Selatsunda
Redaksi Selatsundahttps://selatsunda.com
Sajian informasi dikemas dengan tulisan berita yang independen

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -