CILEGON, SSC – Belum lama ini, Warga Lingkungan Cisuru RT 3 RW 6, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon mengalami kesulitan air bersih. Penyaluran air bersih lewat pipa sumur bor ini disetop oleh pemiliknya yang merupakan seorang caleg gagal di Kota Cilegon.
Informasi mengenai persoalan tersebut sampai ke telinga Walikota Cilegon, Helldy Agustian. Orang nomor satu di Kota Cilegon ini pun langsung meninjau lokasi memberikan bantuan air bersih sekaligus mencari tahu kejadian yang sebenarnya terjadi.
“Jadi makanya pertama, kami ingin memastikan cerita kebenaran terlebih dahulu. Baru setelah itu kami melihat upaya apa yang sudah dilakukan lurah dan camat,” ujar Helldy di lokasi, Rabu (13/3/2024).
Helldy mengungkapkan, pihaknya dalam mencari solusi warga kesulitan air bersih tersebut telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Solusi jangka pendek, kata Helldy, industri yang ada disekitar Lingkungan Cisuru akan membantu dengan mengirimkan air bersih. Begitu juga solusi jangka panjang, industri akan membantu dengan membuatkan sumur bor.
“Tadi solusi yang ditawarkan, pertama, dari PT IRT (Indo Raya Tenaga) karena ini industri sangat dekat dengan kampung disini, beliau akan mengirimkan air berapa tangki untuk jangka pendeknya. Sementara untuk jangka panjangnya, kami sudah menelpon, GM Indonesia Power agar bisa membantu bersama-sama,” tuturnya.
Helldy menyatakan, agar industri sekitar dapat benar-benar membantu supaya masyarakat mendapatkan kepastian.
“Pertama saya minta selama satu minggu ini harus ada kepastian. Artinya tidak mudah memang. Karena memang tadi yang diminta tokoh masyarakat juga, pengeboran tidak dilakukan di wilayah ini tapi dari bawah banyak karena dari bawah itu sumbernya lebih banyak,” paparnya.
Sementara itu, Ketua RT 03 RW 06 Lingkungan Cisuru, Muhammad Yusuf mengatakan, warga mengalami kesulitan air bersih sejak 18 Februari lalu. Semenjak caleg gagal tersebut yang merupakan pemilik sumur bor mensetop aliran air. Ia mengatakan, sejak aliran disetop, warga mengandalkan air dari sumur resapan yang lokasinya sekitar 2 kilometer dari pemukiman.
“Sejak tanggal 18 Februari, sampai sekarang memang air tidak ada. Jadi ambil di sumur. Sumur juga tidak mencukupi. Kalau misalkan nggak hujan, 3 hari atau 4 hari, itu sudah kering. Makanya disini kalau nggak dibantu oleh pemerintah, pakai sumur bor, kesusahan air,” terangnya.
Yusuf mengaku sangat bersyukur dengan bantuan yang diberikan saat ini. Pihaknya berharap agar pembuatan sumur bor dapat terlaksana agar masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih. (Ronald/Red)