CILEGON, SSC – Sejumlah orang tua siswa di Kota Cilegon mengeluhkan sulitnya mendaftar lewat online untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2024. Di mana pada Hari Pertama, Rabu (19/6/2024), server pendaftaran PPDB di Kota Cilegon mengalami kendala atau server down.
Pantauan Selatsunda.com di SMP Negeri 5 Kota Cilegon sekitar pukul 09.00 WIB para orang tua siswa tampak memadati panitia pendaftaran PPDB.
Salah satu orang tua murid, Adi Suharman mengatakan sejak Kemarin, Selasa (18/6/2024) malam, saat pembukaan pendaftaran, server pendaftaran tidak bisa terkoneksi alias down. Bahkan, sampai hari ini, Rabu (19/6/2024) server pun masih tidak digunakan.
““Nggak tahu kenapa ya. Ini saya kan mau daftarin untuk anak saya yang mau masuk SMP 5 tapi nggak bisa diakses,” kata Adi kepada Selatsunda.com ditemui di SMP 5 Kota Cilegon, Rabu (19/6/2024).
Warga yang tinggal di Kompleks Pondok Cilegon Indah (PCI) ini menambahkan, kondisi seperti ini setiap tahunnya terjadi bahkan sampai saat ini belum ada penanganan yang serius dari pemerintah.
“Setiap tahun kalau penerimaan mahasiswa baru kondisinya terus begini. Kalau begini, kita (orang tua murid) yang susah juga,” tambahnya.
Sementara itu, hal yang sama juga diutarakan oleh Dewi Rusmina. Warga Perumnas ini menjelaskan, saat ingin mendaftar di website, dari total 181 pilihan sekolah di Cilegon, yang baru muncul di website hanya 20 pilihan sekolah asal. Sisa sekolah lainya belum dapat dibuka di website.
“Yah susah aja baru 20 pilihan sekolah. Sisanya belum dibuka,” ujar Dewi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP 5 Cilegon Ratnawati Hasibuan mengatakan, untuk di SMP 5 Kota Cilegon pihaknya menerima 4 jalur penerimaan siswa baru. Jalur zonasi 50 persen, jalue prestasi 30 persen, jalur afirmasi 15 persen dan jalur perpindahan tugas orangtua 5 persen.
“Dari 4 jalur ini, total siswa yang diterima di SMP 5 Cilegon 320 siswa. 320 siswa ini lebih tinggi dari tahun lalu sebanyak 282 siswa,” jelasnya.
Disinggung soal keluhan orang tua terkait server down, kata Ratna, pihaknya menilai selama ini orangtua masih gaptek menggunakan teknologi. Bahkan, tak jarang pengumuman yang sudah terpajang pun, para orang tua ini tidak membaca kembali pengumunan tersebut.
“Banyak yang bertanya terus, padahal di pengumuman sudah jelas tapi mereka masih bertanya, berati mereka tidak membaca. Lebih enak nanya daripada baca, gitu. Makanya literasi masayarakat juga harus ditingkatkan kembali,” pungkas Ratna. (Ully/Red)