CILEGON, SSC – Pengumuman Penerimaan Siswa Baru (PSB) di SMPN 2 Kota Cilegon ricuh. Para calon wali murid  datang untuk meminta kejelasan sistem pengumuman terhadap anak mereka yang dinilai tidak transparan.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon, Erick Rebi’in mengaku,  mengetahui dan menyayangkan keterlambatan pengumuman PSB di sekolah itu. Mengetahui itu, anggota dewan ini langsung datang dan menenangkan para orangtua.

“Saya kemarin mendengar kalau para calon wali murid datang dan marah-marah ke SMPN 2 Kota Cilegon. Dari kondisi ini, saya pun langsung menenangkan mereka untuk tenang. DPRD Kota Cilegon memastikan, calon siswa yang memang tidak diterima di SMPN 2 Cilegon bisa diterima di SMP lain,” kata Erick kepada wartawan dikonfirmasi, Selasa (10/7/2018).

Baca juga  Hendak Sandar di Pelabuhan Merak, KMP Trimas Fadhila Diduga Terseret Arus Senggol MT Gas Sofia

Erick menyatakan akan memanggil Kadindik Kota Cilegon, Muhtar Gozali untuk meminta penjelasan kisruh PSB yang masih terjadi hingga hari ini. Menurutnya, sistem dari PPDB hingga PSB tahun ini sangat buruk.

“Pasti akan kita panggil Dindik Cilegon. Tahun ini paling fatal. Mulai dari pelaksanaan PPDB (Proses Penerimaan Peserta Didik Baru) yang dilakukan secara manual hingga Keterlambatan Pengumuman PSB,” ujar Erick.

Sementara itu, Salah satu orangtua murid, Agung Prabowo mengaku kecewa dengan hasil PSB yang diumumkan.  Dua sekolah negeri yang dipilih termasuk di SMPN 2 menyatakan anaknya tidak lolos atau tidak diterima.

“Pada pilihan pertama anak saya tidak diterima di SMP 2. Di pilihan kedua di SMP 7, semestinya bisa diterima dong. Tapi ini mah dua-duanya enggak diterima,” kata Agung.

Baca juga  Semarakan Natal, Oikumene Kanwil DJP Banten Gelar Bakti Sosial di Lapas Serang

Ia menilai, Dindik tidak transparan dalam mengumumkan nilai kepada orangtua dan terkesan tebang pilih.

“Lho kenapa ada perbedaan kaya begini. Mau jadi apa kalau Kota Cilegon tidak ada transparansi. Kalau begitu, anak saya mungkin didaftarkan di sekolah swata,” jelasnya.

Sementara, Kandindik Muhtar mengaku, penyebab kisruh pada pelaksanaan PPDB hingga PSB itu karena human error.

“Memang ada human error pada pelaksanaan PPDB sehingga menimbulkan kekisrushan dari para orangtua. Kita (Dindik) akan siap menampung keluhan daripara orangtua akan kekisruhan ini,” pungkas Muhtar. (Ully/Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini