CILEGON, SSC – Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) Kota Cilegon di tahap pertama untuk tahun ajaran 2024/2025 bagi siswa SD dan SMP Negeri telah usai. Sebanyak 10.352 siswa telah dinyatakan lolos dan mendapatkan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon Heni Anita Susila merinci, 10.352 siswa ini yang mendaftar di SD Negeri sebanyak 6.589 orang, untuk SMP 4.397 orang. Di mana Kuota SD 7.084 yang mendaftar 6.589, Kuota SMP negeri 3.268 yang mendaftar 4.397.
“Untuk kuota SMP 3.268 orang, berarti memang ada yang dialihkan 1000 lebih, mungkin ke pesantren, swasta, MTS, atau keluar kota,” kata Heni ditemui usai acara Hardiknas Kota Cilegon yang digelar di Rumah Dinas Walikota Cilegon, Kamis (4/7/2024).
Lebih lanjut,kata Heni, jumlah lulusan SD tidak semua mendaftar ke sekolah negeri sehingga mengakibatkan perbedaan antara jumlah kelulusan dengan pendaftar di negeri. Data yang diberikan yakni, jumlah lulusan SD 7.676 orang, kemudian lulusan SMP 4.572 orang.
“Total sekolah negeri dan swasta, SD ada 183 sekolah, SMP 53 sekolah. SMP negeri hanya 15 sekolah, dan satu sekolah SMPN Satu Atap di Gunung Batur,” ujarnya.
Heni menuturkan, terutama banyaknya pendaftar di SMP negeri serta kuota yang lebih sedikit dari pendaftar dikarenakan salah satunya terkait keterbatasan ruang kelas.
“Keterbatasan ruang kelas juga di negeri jadi kuota terbatas. Nanti kashian juga swasta kalau semua masuk negeri,” tuturnya.
Heni menghimbau kepada seluruh wali murid maupun orangtua, untuk terus melanjutkan anak-anaknya dalam berpendidikan.
“Kami menghimbau kepada orang tua yang anaknya tidak masuk negeri untuk masuk swasta, mungkin ada beberapa yang sudah tutup pendaftaran, tapi ada juga yang masih buka pendaftarannya sampai saat ini,” ucapnya.
Menurutnya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk anak-anak dalam melanjutka pendidikannya. Terutama bagi anak-anak yang kurang mampu dari segi ekonomi, dimana kata dia terdapat program bantuan dari pemerintah untuk bisa dimanfaatkan.
“Jangan sampai lulusan-lulusan ini putus sekolah, kami himbau untuk jika tidak masuk sekolah negeri, masuk sekolah swasta. biasanya yang tidak mampu ekonomi ada banyak program lainnya, hibah bansos bagi anak anak yang tidak mampu di sekolah swasta, perbulannya ada yang 300 untuk SPP-nya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, adapun bentuk perhatian pemerintah peduli anak-anak yang di swasta juga bantuan sosial. Sekolah swasta juga terdapat bantuan dana bos, namun diberikan langsung ke murid karena jumlah murid yang lebih sedikit dari sekolah negeri.
“Jadi kami berharap misalkan ada orangtua yang ingin ke negeri tapi tidak diterima, tapi tetap melanjutkan sekolah di swasta. Insyaallah pemerintah membantu untuk anak anak yang bersekolah swasta. jangan sampai anak-anak terlantar jalanan, kami ada pendidikan non formal, ada dana juga dari pusat ada BOP itu biaya operasional pendidikan untuk non formal,” ujarnya. (Ully/Red)