Warga di Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon ikuti simulasi bencana gempa bumi, Jumat (21/10/2022). Foto Ronald/Selatsunda.com

CILEGON, SSC –  Kecamatan Pulomerak terus melakukan upaya penanggulangan bencana khususnya potensi tsunami di sejumlah wilayah kelurahan. Upaya mitigasi itu dilakukan dengan sosialisasi dan latihan kesiapan siagaan bencana tsunami.

Camat Pulomerak Ade Hoero Sanjaya menyampaikan, ada 3 kelurahan di wilayahnya yang harus diantisipasi terhadap bencana tsunami. Ketiga kelurahan yang dianggap potensi tsunami, yakni, Kelurahan Lebak Gede, Kelurahan Taman Sari dan Kelurahan Mekar Sari.

“Untuk total jiwanya sih belum hafal. Yang pasti dari kelurahan yang ada di kelurahan di Pulomerak, tercatat 3 kelurahan yang sangat rawan terjadinya tsunami,” kata Heru kepada Selatsunda.com ditemui usai rapat dinas yang digelar di Aula Setda II Cilegon, Senin (1/7/2024).

Baca juga  Target Penerimaan Pajak Daerah 2025 Kota Cilegon Turun, Ini Sebabnya

Menurut Heru, Pulomerak yang merupakan daerah pesisir laut, secara otomatis harus lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi tersebut.

“Antisipasi yang kita lakukan salah satunya pada saat hari libur, di Kelurahan Lebak Gede, Kelurahan Mekar Sari itu setiap hari minggu menggadakan Desa Tangguh Bencana (Desana). Kemarin juga, kami pun sudah mengadakan Tsunami Grill yang digelar oleh Korem dan Basarnas. Di simulasi itu juga ada mencontohkan yang hanyut dan bagaimana cara penanganya,” ujar Heru.

Diakui Heru, pada saat ini lokasi evakuasi warga tidak ada yang berubah dari sebelummya. Pemerintah masih menggunakan lokasi evakuasi di Lapangan Lango.

“Tempat evakuasi kita bisa pakai yang lama, kaya tsunami itu ada evakuasi di lapangan Langon. Kalau Lebak Gede dan Taman Sari  itu belum hafal ya. Tetapi kalau prakteknya tsunami erupsi itu ya harus lari ke tempat lebih tinggi,” pungkas Heru. (Ully/Red)