Foto Ilustrasi (Sumber : beritasatu.com)

CILEGON, SSC – Tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkup Pemkot Cilegon penyerapan anggaran rendah. Ketiga OPD tersebut yakni, Dinas Kesbangpol, Dinas Pendidikan dan Dinas Kominfo. Dinas Pendidikan menyerap sebanyak 26 persen, Dinas Kesbangpol 23 persen dan Dinas Kominfo sebesar 20 persen.

Ini terungkap dari hasil rapat evaluasi OPD yang dihadiri langsung Walikota Cilegon Edi Ariadi, Wakil Walikota Cilegon Ratu Ati Marliati, Asisten I, Asisten II, Asisten III dan pejabat Eslon II.

Walikota Cilegon Edi Ariadi mengatakan, ketiga OPD tersebut pada triwulan I tidak sesuai target dan harapan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.

“Dari OPD yang ada di Pemkot Cilegon yang paling rendah ada 3 OPD. Sementara penyerapan paling tinggi diantaranya di Dinas Perpustakaan mencapai 42 persen, Dispora. Sementara paling rendah penyerapan anggaranya Diskominfo hanya 20 persen,” kata Edi kepada awak media usai rapat tertutup di Aula Setda II Pemkot Cilegon,” Rabu (22/7/2020).

Baca juga  Akses Jalan Menuju Rumah Sakit Drajat Prawiranegara Serang Rusak Parah

Soal kendala rendahnya anggaran, Mantan Kepala Bappeda Cilegon enggan membeberkan secara terinci. Namun ia meminta agar bisa dikebut.

“Tanya ajalah sama OPD yang serapan anggaranya rendah. Kenapa bisa begitu? Apa karena Covid-19? Kalau bapak menekankan agar OPD yang serapan anggarannya rendah untuk dikebut. Semoga aja di anggaran perubahan dapat dikejar serapan anggaran yang rendah itu,” ujar Edi.

Terpisah, Kepala Diskominfo Cilegon Azis Setia Ade Putra mengaku bila rendahnya penyerapan anggaran di dinasnya terjadi karena adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 (Virus Corona).

“Sebenarnya enggak ada kendala apa-apa. Cuman kami kemarin itu ada Covid-19. Jadi anggaran di dinas di rasionalisasi. Tentunya ini yang menjadi kendala kenapa realisasi di dinas baru segitu,” jelas Azis.

Baca juga  Akses Jalan Menuju Rumah Sakit Drajat Prawiranegara Serang Rusak Parah

Diterangkan Azis, akibat refocusing ini, anggaran yang diambil untuk penanganan Covid-19 mencapai Rp 2 miliar. Sedikitnya ada 10 pekerjaan yang tertunda akibat Covid-19.

“Sebelum di refocusing kan kita ada anggaran sekitar 9 miliar. Tapi terkena recofusing sebesar Rp 2 miliar sekarang tersisa Rp 6,9 miliar. Akibat di recofusing ada sekitar 10 pekerjaan yang tertunda dikerjakan. Tapi yang jelas, di anggaran perubahan pasti akan kita maksimalkan terus,” pungkasnya. (Ully/Red)