SERANG, SSC – Berdasarkan informasi yang dilansir Dinas Kesehatan Kota Serang, sedikitnya ada 29.753 Kepala Keluarga (KK) yang masih melakukan kebiasaan Modol di kebon (Dolbon) atau BAB sembarangan.
Jumlah tersebut tersebar di 6 Kecamatan dengan jumlah paling banyak belum memiliki jamban di Kecamatan Kasemen sebanyak 8.216 KK. Sementara untuk Kecamatan Curug 6.036 KK, Kecamatan Serang 5.449 KK, Kecamatan Walantaka 5.189 KK, Kecamatan Taktakan 4.328 KK dan kecamatan Cipocok 641 KK.
Kepala Bidang Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Serang, Lenny Suryani mengatakan, perilaku warga Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dilatar belakangi beberapa permasalahan. Salah satunya kurang sadarnya warga terhadap pentingnya jamban.
“Penyebabnya tingkat pengetahuan dan kesadaran yang masih rendah. Selain itu tidak ada air bersih dan warga tidak mampu,” kata Leni dikonfirmasi lewat pesan singkat Whatsapp, Rabu (12/2/2020).
Perilaku BABS, kata Lenny, dapat memicu menimbulkan penyakit baik jangka panjang maupun jangka pendek.
“Penyakit yang disebabkan lingkungan misal diare dan kholera. Efek jangka panjang bisa menimbulkan stunting pada balita,” ucapnya.
Untuk mengatasi itu, pihaknya tengah berupaya menjalankan program bebas buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF). Program itu dilakukan untuk menggerakan masyarakat meninggalkan kebiasaan BABS.
“Tekhnisnya melaui pemicuan, pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat untuk menganalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses pemicuan, sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan kebiasaan buang air besar mereka yang masih sembarangan di tempat terbuka,” katanya.
Selain itu, Lenny mengatakan Lewat program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) diharapkan prilaku BABS dapat segera teratasi.
“Melalui program STBM, dengan pemberdayaan masyarakat seperti pemicuan, membuat inovasi masing masing Puskesmas, sepeti Gardu Jaga (gerakan dua ribu rupiah untuk jamban keluarga) dari Puskesmas Banjar Agung, kerjasama lintas sektoral dengan Kelurahan diharapkan dapat menjadi salah satu upaya mengatasi BABS,” pungkasnya.(MG-01)