
CILEGON, SSC – Petinggi DPD II Partai Golkar Kota Cilegon baik Ketua Partai Golkar Cilegon, Ratu Ati Marliati dan Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Cilegon, Tb Iman Ariyadi memberikan masukan kepada Robinsar dan Fajar Hadi Prabowo yang baru menjabat selama kurang lebih satu bulan sebagai Walikota dan Wakil Walikota Cilegon. Hal itu diungkapkan dalam kegiatan silaturahmi, santunan anak yatim dan buka puasa bersama di Kantor DPD II Partai Golkar Cilegon, Senin (24/3/2025).
Ketua Partai Golkar Cilegon, Ratu Ati Marliati mengatakan, tugas Walikota Cilegon Robinsar dan Wakil Walikota Cilegon, Fajar Hadi Prabowo yang saat ini mengemban jabatan kepala daerah tidaklah ringan. Karena, kata Ati, Robinsar-Fajar dihadapkan dengan persoalan pemerintahan sebelumnya. Diantaranya honor daerah dan hutang pihak ketiga tahun lalu yang belum terselesaikan.
Karena adanya permasalahan tersebut, kata Ati, dia dan juga Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Cilegon, Tb Iman Ariyadi memberikan masukan kepada Robinsar-Fajar. Agar dalam menyelesaikannya dapat mengikuti aturan yang berlaku.
“Makanya kita titipkan kepada Pak Robinsar dan Mas Fajar, termasuk Pak Iman selaku Ketua Dewan Pertimbangan, jangan sampai kita ingin berniat baik tapi salah langkah. Jadi harus dipelajari aturannya, dan kita penuhi sesuai koridor, perundang-undangan yang ada,” ucap Ati diwawancarai awak media usai kegiatan.
Harapan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, memang kata Ati, harus melihat realita anggaran yang ada saat ini. Ia pun berharap masalah tersebut dapat diselesaikan meski memang saat ini pemerintah baik pusat dan daerah tengah menjalankan kebijakan efisiensi anggaran.
“Tetapi harapan besar ini, dengan anggaran yang ada, yang minim sekali. Mudah-mudahan kita harus merampingkan termasuk ada surat edaran, efisiensi anggaran. Makanya dalam waktu secepatnya, Pak Iman dan beberapa unsur dari Golkar untuk memberikan masukan kepada Pak Robinsar terkait penataan pemerintahan yang baik,” ucapnya.
Ati mengungkapkan, untuk memulai itu pihaknya pun memberikan masukan agar Walikota Robinsar dapat melakukan pembenahan SDM di pemerintahan terlebih dahulu. Menurut Ati, kebijakan efisiensi anggaran dapat berjalan sesuai rencana jika birokrasi dipimpin orang yang tepat juga.
“Start-nya dari mana, start-nya dari SDM dahulu. Karena mereka (pejabat pemerintahan) yang bisa melakukan efisiensi anggaran. Dia bisa memilih strategi yang baik, skala prioritas yang mana. Itu kan harus dilihat pimpinannya, sesuai dengan backgroundnya, dasar ilmunya,” terang Ati.
Sebagai salah satu partai pengusung Robinsar-Fajar, Golkar memberikan masukan agar penataan SDM di pemerintahan dapat dilakukan percepatan untuk menyesuaikan target program-program strategis yang ditetapkan. Ati khawatir, jika program yang ditetapkan telah baik namun tidak didukung oleh SDM pejabat pemerintahan yang mumpuni, tugas Robinsar-Fajar akan berat.
“Kelihatannya memang akan kita lakukan satu percepatan dalam target program strategisnya. Karena kalau ini tidak ditata, saya khawatir bahwa ini akan tidak tepat. Kalau programnya itu baik, SDM tidak mampu, nah ini agak berat,” ungkapnya.
Ati berharap agar penempatan SDM yang nanti akan dilakukan Robinsar-Fajar dapat mengikuti konsep Right Man on The Right Place.
“Kita berharap itu walaupun mungkin tidak sempurna. Sekarang ini kan pejabatnya sudah ada, hanya tinggal kita menempatkan,” ucap Ati.
Ati juga menyinggung agar kader Golkar yang duduk di kursi legislatif dapat menjaga harmonisasi dengan eksekutif. Keduanya harus berjalan bersama untuk merealisasikan janji politik Robinsar-Fajar.
“Pada intinya di legislatif harus bisa saling menjaga harmonisasi dengan eksekutif. Kebetulan eksekutif dari Golkar, itu harus bisa merealisasikan janji politik baik di legislatif dan eksekutif,” terangnya.
Sementara, Walikota Cilegon, Robinsar mengaku mendengar seluruh masukan yang disampaikan para petinggi Golkar Cilegon. Robinsar menyatakan, dia sebagai Walikota dan Rizki Khairul Ihwan sebagai Ketua DPRD Cilegon yang merupakan kader Golkar diminta saat mengemban jabatan agar dapat memberikan manfaat ke masyarakat.
Robinsar mengaku, dia pada kegiatan itu mendapat sejumlah pesan. Diantaranya terkait langkah yang diambil saat kebijakan efisiensi anggaran. Program yang tidak menyentuh masyarakat diminta agar di refocussing.
“Beliau (Ketua DPD II) hanya gambaran saja, efisiensi. Terhadap program-program yang kurang menyentuh ke masyarakat di refocussing untuk (dialihkan) (ke) program yang menyentuh ke masyarakat,” paparnya.
Masukan lain juga menyangkut penempatan SDM di pemerintahan. Menurut Robinsar, penempatan SDM yang tepat menjadi suatu masukan dari petinggi Golkar Cilegon dan juga konsen pihaknya. Hal itu disampaikan agar di masa kepemimpinannya bersama Fajar tidak terjadi defisit anggaran.
“Rotasi mutasi itu masukan, kan terhadap kinerja yang sebelumnya, contoh defisit anggaran. Itu jadi konsen juga supaya di kepemimpinan kami, tidak terjadi defisit anggaran. Maka itu masukan beliau, masuk lah,” pungkasnya. (Ronald/Red)