
CILEGON, SSC – Kementerian Hukum dan HAM merotasi Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kota Cilegon. Kepala Lapas Cilegon yang sebelumnya dijabat oleh Enjat Lukmanul Hakim diganti oleh Yosafat Rizanto yang sebelumnya menjabat Kepala Lapas Salemba.
Pada kegiatan pisah sambut Kalapas lama kepada Kalapas Cilegon baru yang digelar di Aula Lapas Cilegon, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Provinsi Banten, Dodot Adikoeswanto memberikan arahan.
Dodot mengatakan, pergantian, mutasi dan rotasi di Lingkup Kemenhumam ini merupakan hal yang biasa dilakukan. Untuk itu, pejabat baru harus mampu meningkatkan kinerja di organisasi.
“Perubahan pergantian mutasi rotasi bukan hal yang biasa di jajaran Kemenhumam khususnya di jajaran Permasyarakatan. Karena dengan jumlah satuan kerja sebanyak 680 satuan kerja, tentu dinamikanya cukup luar biasa. Untuk itu, pejabat yang baru, harus bisa menjadi pemimpin sehinggga bisa menciptakan kondisi yang dinamis,” kata Dodot kepada Selatsunda.com, Rabu (25/10/2023).
Ia menambahkan, untuk menciptakan kondisi yang dinamis, tentunya memerlukan keseriusan dan konsentrasi untuk mempertahankan capaian yang sudah diraih hingga saat ini.
Capaian kinerja tersebut akan bisa dicapai jika seluruh jajaran di Lapas Kelas IIA Cilegon dapat bersinergi dan menjadi satu team work yang solid,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Lapas Kelas IIA Cilegon, Yosafat Rizanto mengaku akan terus berkomitmen untuk bisa memberikan yang terbaik dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemimpin menggantikan Kalapas lama.
“Saya menyadari bahwa semua ini merupakan tanggung jawab yang besar. Saya berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan yang telah dimulai sebelumnya, dengan semangat, integritas, dan dedikasi,” ujarnya.
Yosafat Rizanto mengatakan, perpindahan, mutasi dan rotasi di jajaran Kemenhumham merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan. Oleh karena itu, perlu dukungan dari semua pihak agar menghasilkan suatu karya yang lebih inovatif.
“Pada prinsipnya perpindahan mutasi rotasi itu udah bagian dari tugas di mana pun tempat kita tetap tugas, tetap memberikan karya-karya di tempat yang baru,” kata Yosafat.
Kata Yosafat, dirinya akan mengadopsi berbagai program dari Lapas Salemba ke Lapas Cilegon.
“‘Setiap daerah memiliki budaya masing-masing. Jadi tidak mungkin semua yang di Salemba kita bawa ke Cilegon. Yang jelas, ada beberapa yang busa kita ambil dan terapkan. Semua ini bisa berjalan, asalkan di dukung dari pihak stakholder, aparat hukum, pihak swasta supaya pembinaan di dalam dan pengamanan bisa dilaksanakan,” pungkas Yosafat. (Ully/Red)