CILEGON, SSC – Rencana pembangunan pabrik pengolahan sampah di TPSA Bagendung, Kota Cilegon dari suntikan dana Bank Dunia bakal dimulai pada Maret 2025.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, Sabri Mahyudin mengatakan, saat ini tahapan pembangunan pabrik pengolahan sampah dari pendanaan Bank Dunia telah dalam tahapan pengumuman lelang pekerjaan di Kementerian PUPR. Direncanakan pada Maret mendatang, pembangunan akan dimulai.
“Untuk saat ini progress dari bantuan Bank Dunia ISWMP masuk dalam tahapan pengumuman lelang sesuai schedule yang dikeluarkan Kementerian PUPR. Direncanakan pada bulan Maret akan dilakukan pembagunan fisik dari kegiatan yang sudah direncanakan,” ujar Sabri, Senin (3/2/2025).
Sabri mengungkapkan, pembangunan pabrik pengolahan sampah di lahan seluas 1,1 hektar dengan dana Bank Dunia sekitar Rp 102 miliar dikerjakan selama 8 bulan. Setelah pembangunan selesai akan dilakukan uji coba.
“Rencana pembangunan pemasangan alat sekitar 8 bulan, jadi mungkin akhir Oktober fisik sudah selesai pembangunan fisik dan alat dan November dilakukan comisioning untuk uji coba,” ungkapnya.
Sabri mengungkapkan, jika nanti pabrik pengolahan sampah beroperasi akan dapat mengolah sampah dengan kapasitas 200 ton setiap hari.
“Bank Dunia ini pola beda dengan yang dibuat IP. Yang dibuat Bank Dunia, produk ada 3, pertama organik, kedua unorganik dan tebasan,” paparnya.
Sabri menyatakan, pabrik pengolahan sampah suntikan Bank Dunia tersebut saat nanti beroperasi akan berpotensi menyumbang pendapatan untuk Pemkot Cilegon. Itu diprediksi melihat kerja sama pabrik pengolahan sampah yang telah dibangun oleh PT Indonesia Power di TPSA Bagendung, sebelumnya. Di mana Pemkot telah menyumbang pendapatan sekitar Rp 70 juta pada 2024 dari komersil Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang dihasilkan.
“Kemarin dari Februari sampai dengan Oktober 2024, kira-kira sekitar Rp 70 sekian juta, itu masuk ke pendapatan lain-lain,” paparnya.
Ia menyatakan, pembanguan pabrik pengolahan sampah merupakan upaya pemerintah dalam menangani persolan sampah. Selain itu sampah yang diolah juga sangat bermanfaat.
Jika nanti pabrik beroperasi, kata Sabri, pihaknya mengharapkan peran serta masyarakat terutama dalam pemilahan sampah. Sebelum sampah diolah di TPSA Bagendung diharapkan masyarakat dapat membantu untuk memilah.
“Dari data yang ada komposisi yang diharapkan Pemerintah Pusat adalah 30 persen pengurangan dan 70 persen pengolahan sampah yang ada. Kalau dilihat dari pengolahan, kita sudah 70 pesen. Tetapi dari pemilahan sampah masih 2-3 persen,” terangnya.
“Kita sudah melalui bank sampah, kolase dan BPJP yang sudah ada dan (pemilahan) baru menghasilkan 2-3 persen dari 30 persen yang ditargetkan. Komposisi ini yang harus dikejar dalam proses pengurangan,” pungkasnya. (Ronald/Red)