Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banten melakukan kegitn evaluasi uji coba sistem digitalisasi pemeriksaan kapal melihatkan sejumlah otoritas pelabuhan dan asosiasi maritim di Banten, Rabu (4/10/2023). Foto Istimewa

CILEGON, SSC – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banten melakukan uji coba sistem digitalisasi pemeriksaan terhadap kapal-kapal yang bersandar Jetty/Pelabuhan di Banten. Uji coba sistem digitalisasi ini dilakukan terhadap 22 kapal dari 6 perusahaan pelayaran di Banten. Hal ini terungkap saat kegiatan evaluasi uji coba melibatkan sejumlah otoritas pelabuhan, INSA Banten, ISAA Banten yang diselenggarakan di Kantor KKP Banten, Rabu (4/10/2023).

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banten, dr Ongky Sedya Dwi Sasangka mengatakan, program yang dilakukan pihaknya dengan menerapkan sistem pemeriksaan kapal secara digital bertujuan untuk memberi kemudahan kepada pengguna jasa kemaritiman yang ada di Banten. Di mana, dengan sistem digitalisasi tersebut, pelayanan lebih dipersingkat.

Sistem pelayanan yang dijalankan sebelumnya, diakui Ongky, membutuhkan waktu pemeriksaan yang cukup panjang. Dengan sistem berbasis digital ini, waktu pelayanan dapat dipangkas.

“Dengan sistem digitalisasi ini, prosesnya jadi dipangkas,” ungkapnya usai kegiatan evaluasi.

Jika sistem sebelumnya, kata Ongky, pihaknya saat melakukan pemeriksaan kapal harus mendatangi kapal dengan menggunakan moring/boat. Menurutnya pelayanan dengan pola tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.

Baca juga  Pemkot Cilegon Sasar Penyandang Disabilitas Dapatkan Pendidikan Politik

“Yang awalnya kita semua naik ke kapal secara langsung dan memakan waktu panjang, 2 sampai 3 jam. Karena kapal harus ke zona carantine, kemudian petugas naik mooring boat saja sudah kurang lebih 30-45 menit. Kalau ada ombak, waktu makin panjang. Itu melelahkan. Belum lagi saat sudah diatas, pemeriksaannya mungkin 30 sampai 40 menit. Jadi sekitar 2 sampai 3 jam,” paparnya.

Dengan sistem digitalisasi yang dijalankan ini, menurutnya sangatlah efektif. Dimana sebelum bersandar, pihak kapal memberikan data dan informasi mengenai kesehatan awak kapal terlebih dahulu melalui email dengan mengisi kuisioner digital. Kemudian sebelum kapal bersandar pihaknya juga melakukan wawancara melalui radio komunikasi. Jadi saat kapal bersandar di jetty/terminal dan kru diperiksa, seluruh data dan informasi telah terekam pihaknya dan siap untuk diverifikasi.

“Di tempat sandar nanti diverifikasi, teman-teman (petugas KKP) melakukan pemeriksaan fisiknya di Jetty/terminal. Kalau dihitung sangat singkat, erifikasi butuh waktu 5 menit, wawancara 5 menit, mengisi email 2 menit,” terangnya.

“Secara keseluruhan kalau manual, itu butuh waktu 2 sampai 3 jam kemudian butuh biaya moring. Tapi kalau ini, waktunya lebih singkat bisa 30 menit. Jadi lebih murah dan mempersingkat,” sambung Ongky.

Baca juga  Dampak El Nino, Produksi Pangan di Banten Menurun

Ia menyatakan, sistem digitalisasi tersebut mengikuti sistem yang sudah ada dari Kementerian Kesehatan yakni sistem satu data. Didalamnya ada satu sistem yang berkaitan sistem karantina kesehatan.

Ongky menjelaskan, secara keseluruhan uji coba yang dilakukan berjalan baik. Pengguna jasa seperti asosiasi yang tergabung dalam INSA Banten dan ISAA Banten, merespon secara positif.

“Uji coba ini sudah dilakukan selama 1 bulan diikuti 6 perusahaan agen pelayaran. Ada 22 kapal yang ikut uji coba. Responnya mereka minta untuk dilanjutkan,”paparnya.

Sementara itu, Ketua INSA Banten, Tusabih menyambut baik program pemeriksaan kesehatan secara digital yang dijalankan KKP Banten. Menurutnya, program ini memberi kemudahan bagi pengguna jasa terutama waktu pelayanan pemeriksaan kesehatan terhadap kru kapal, dipersingkat.

“Kami merespon secara positif. Kita dukung karena sekarang sudah era digital. Pemeriksaan kesehatan juga harus berbasis digitalisasi, pelananyan lebih dipersingkat untuk kemudahan ke pengguna jasa,” pungkasnya. (Ronald/Red)