Warga di Lingkungan Tembulun, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon antre untuk mendapatkan bantuan air bersih. Foto Dok Elfrida Ully/Selatsunda.com

CILEGON, SSC – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon mencatat ada sebanyak 1.550 Kepala Keluarga di 2 Kecamatan di Kota  Cilegon terdampak krisis air bersih.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Kebencanaan pada BPBD Cilegon, Oman Faturahman mengatakan, dari 8 kecamatan di Kota Cilegon, terdapat dua kecamatan yang paling terdampak krisis air bersih. Dua Kecamatan itu yakni Kecamatan Pulomerak dan Kecamatan Purwakarta.

Untuk Kecamatan Pulomerak yang mengalami krisis air bersih terdiri dari Kelurahan Lebak Gede tepatnya di Lingkungan Cipala sebanyak 403 Kepala Keluarga (KK), Kelurahan Mekarsari berada di Lingkungan Gunung Batur 312 KK, Kelurahan Mekarsari tepatnya di Lingkungan Tembulun 241 KK.

Selanjutnya, Kelurahan Suralaya, tepatnya di Lingkungan Jelawe 150 KK, Kelurahan Suralaya terletak di Lingkungan Kotak Malang 200 KK, Kelurahan Suralaya, tepatnya di Lingkungan Cisuru sebanyak 60 KK dan Kelurahan Suralaya, tepatnya di Kembang Kuning 150 KK.

Baca juga  Jadikan Bakauheni Harbour City Magnet Wisata, ASDP Sediakan Berbagai Fasilitas

“Untuk Kecamatan Purwakarta yang mengalamai krisis air bersih ada di Lingkungan Kedurung, Kelurahan Pabean ada 25 KK,” kata Oman kepada Selatsunda.com, Rabu (30/8/2023).

Mantan Sekmat Pulomerak ini pun tak menapik jika sampai saat ini, BPBD Kota Cilegon tidak memiliki kendaraan truk untuk mengangkut air bersih. Pihaknya hanya bisa menyalurkan air minum untuk warga yang terdampak kekeringan berkordinasi dengan pelaku usaha/industri.

“Secara kelembangaan kota (BPBD Cilegon) tidak memiliki anggaran bahkan kendaraan pengangkut air. Meski demikian, kita hanya bisa melakukan komunikasi dengan pihak dunia usaha/industri untuk membantu warga yang terdampak krisis air minum,” ujar Oman.

Ia mengungkapkan, jika dibandingkan tahun lalu, tahun ini masyarakat yang terdampak kekeringan semakin meluas. Masyarakat yang terdampak kekeringan ini mayoritas tidak memiliki sumur pribadi, dan hanya mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca juga  Stranas PK Datangi Kota Cilegon, Bahas Pencegahan Korupsi Pengelolaan BBJP

Oman memprediksi kondisi kekeringan dampak cuaca El-nino di Kota Cilegon akan terjadi sampai satu bulan ke depan.

“Semoga kedepan peristiwa kekeringan ini tidak ada penambahan titik atau meluas ke wilayah lainnya,” katanya.

Diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa fenomena El Nino akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September 2023. (Ully/Red)