Foto Ilustrasi (Sumber : beritasatu.com)

CILEGON, SSC – Pemerintah Kota Cilegon mulai melakukan efisiensi belanja anggaran. Hal ini dilakukan kaitan dengan ditetapkannya defisit anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023 sebesar Rp 100,5 Miliar.

Kepala Bappeda Litbang Kota Cilegon Wilastri Rahayu mengatakan, untuk menjaga defisit anggaran pada batas aman, Pemkot Cilegon melakukan efisiensi anggaran. Dalam menjaga itu, kata Wilastri, efisiensi anggaran dilakukan pada program yang bukan prioritas.

“Mendahulukan yang prioritas dahulu dalam rangka mengantisipasi resiko, apabila defisit 100 Miliar tidak ada uangnya,” ujarnya, Senin (27/2/2023).

Wilastri menjelaskan, defisit pada APBD 2023 ditetapkan karena proyeksi pembiayaan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran atau Silpa APBD Kota Cilegon 2022 di APBD Kota Cilegon 2023 Rp 417 miliar. Namun Silpa pada APBD 2022 hanya sekitar Rp 300 miliar.

Baca juga  Animo Pelatihan Kerja di Disnaker Cilegon Tinggi, Kadisnaker Panca: Pendaftar Capai 100 Peserta

“Kan kemarin kita di APBD 2023 pembiayaan berupa Silpa Rp 417 Miliar. Ternyata rekan-rekan penyerapannya bagus, akhirnya bisa melaksanakan rata-rata 83 persen. Sehingga Silpa 2022 itu tinggal 300 Miliar, jadi kita kekurangan 100 Miliar,” tuturnya.

Ia menjelaskan, dalam menindaklanjuti upaya efisiensi anggaran, OPD telah disurati melalui surat edaran. Wilastri tidak menjelaskan apa saja yang diefisiensikan namun salah satu diantaranya rapat dinas di luar kota. Pada prinsipnya, kata dia, anggaran yang diefisensikan menyangkut belanja yang bukan prioritas.

“Itu (rapat dinas luar kota) disurat edaran antara lainnya. Cuman kan OPD punya pandangan berbeda. Jadi surat itu antara lain, ada point 1, 2 dan 3, itu tergantung OPD masing-masing,” terangnya.

Baca juga  LamiPak Indonesia dan Untirta Teken MoU Terkait Kerja sama Pendidikan  

“Yang jelas yang program prioritas nggak boleh (diefisiensikan),” tuturnya.

Jika nanti pada pencapaian realisasi pendapatan naik, kata Wilastri, belanja-belanja yang diefisensikan dapat direalisasikan.

“Kalau triwulan 2 atau 3, pendapatan bisa naik, nanti itu bisa dibelanjakan di triwulan 4,” pungkasnya. (Ronald/Red)