Selasa, 13 Mei 2025

BPBD Cilegon Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Musim Penghujan

CILEGON, SSC – Upaya Pemkot CilegonĀ  mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi sudah mulai dilakukan. Mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon, Suhendi mengatakan, saat ini wilayah Kota Cilegon sudah masuk musim penghujan. Tentu, kata Suhendi pihaknya sudah mempersiapkan langkah-langkah mengantisipasi bencana hidrometeorologi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon, Suhendi. (Foto Ronald/Selatsunda.com)

“Tentu masuknya musim hujan ini ada dampaknya yang biasa terjadi bencana hidrometeorologi. Bisa berupa banjir, angin puting beliung tanah longsor, pohon timbang atau cuaca ekstrim,” ujar Suhendi, Senin (18/11/2024).

Jika melihat kondisi tahun lalu, bencana hidrometeorologi yang banyak terjadi di Cilegon yakni bencana banjir, angin puting beliung dan pohon tumbang. Untuk banjir, kata dia, seluruh wilayah kecamatan tergolong rawan. Namun dari 8 kecamatan, 4 kecamatan yang tergolong paling berpotensi banjir.

“Biasanya yang agak dikhawatirkan itu (terjadi banjir) adalah Cibeber, Grogol, Pulomerak dan Ciwandan. Itu yang agak besar. Tahun kemarin di Grogol Ciwandan yang besar,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, terdapat sejumlah faktor mengapa banjir terjadi. Pertama, volume air hujan tinggi sementara aliran sungai/drainase menyempit.

“Pertama mungkin volume air besar tetapi sungainya air mengecil atau menyempit. Kalau kiriman air dari atas tinggi bisa tidak tertampung sehingga air keluar,” ucapnya.

Kemudian faktor lain karena terjadi pendangkalan sungai akibat tertumpuk lumpur dan sampah.

“Atau mungkin bisa pendangkalan sungai, ada lumpur atau sampah. Ada juga gorong-gorong yang tersumbat sampah, itu bisa banyak terjadi,” ucapnya.

Baca juga  Serikat Pekerja Apresiasi Polda Banten Tindak Premanisme dan Calo Tenaga Kerja

Selain itu, semakin berkurangnya daerah resapan air. Hal itu juga menjadi penyebab terjadinya banjir.

“Mungkin juga resapan air, sekarang sudah dibangun ada bangunan sehingga tidak ada lagi serapan air. Atau mungkin kurang tempat penampung atau tandon air. Insya Allah PUPR akan memprogramkan 1 kecamatan 1 tandon,” terangnya.

Suhendi mengungkapkan, pihaknya untuk mengantisipasi bencana hidro meteorologi di Cilegon melakukan berbagai upaya. Salah satunya selalu melakukan sosialisasi ke masyarakat.

“Dari segi persiapan pra bencana kita sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui kelurahan sekolah untuk waspada, hati-hati dengan masuknya musim hujan dan bencana hidro meteorologi ini harus tetap waspada. Karena kita tidak tahu kapan akan terjadi,” ucapnya.

“Kedua masyarakat juga harus antisipasi dengan mengamankan barang yang ada di rumah kalau itu memang wilayah yang rawan. Dengan itu penting, kalau banjir bisa segera diamankan,” sambungnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan dinas terkait lainnya. Seperti dengan Dinas PUPR, pihaknya koordinasi agar sungai dapat dinormalisasi. Begitupun dengan Dinas Lingkungan Hidup kaitan dengan pengangkutan sampah di sungai.

“Kita selalu koordinasi dengan dinas terkait kalau SDA ini kan ada di PUPR. Kita selalu berkoordinasi untuk normalisasi sungai, atau misalnya memperbesar gorong gorong air. Kalau untuk sampah kita koordinasi dengan LH, angkut sampah. Karena kita kekurangan tenaga maka pelaksanaanya kita lakukan bareng-bareng,” pungkasnya. (Ronald/Red)

Redaksi Selatsunda
Redaksi Selatsundahttps://selatsunda.com
Sajian informasi dikemas dengan tulisan berita yang independen

Related Articles

- Advertisement -DEWAN 2

Latest Articles

error: Content is protected !!