Selasa, 13 Mei 2025

Flyover Merak Penuh Sampah dan Jadi Kumuh, Walikota Robinsar Akui Butuh Tempat Penampungan

CILEGON, SSC – Walikota Cilegon, Robinsar menanggapi flyover Merak di Lingkungan Suka seneng, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak yang dipenuhi sampah dan terkesan kumuh. Robinsar menyatakan, dirinya setelah mendapat informasi itu langsung menghubungi UPT Pengelolaan Sampah Wilayah 3 pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cilegon.

Dalam konfirmasi itu, Robinsar sempat bertanya mengapa penanganan sampah di Merak terkesan lama. Kata Robinsar, hal itu terjadi karena armada truk pengangkut sampah yang masih kurang.

“Semalam saya telepon itu, UPT 3, Pak Didi, saya telp semalam. Saya tanya kenapa, kesannya penanganan sampah di Merak agak lama. Alasannya armadanya, mobilnya kurang dan kadang masyarakat buang sampahnya, ketika diangkat, baru dibuang,” ucap Robinsar dikonfirmasi usai sidak di Pasar Blok F, Selasa (29/4/2025).

Memang, kata Robinsar, masalah sampah di Merak perlu penanganan serius. Jajarannya diminta dapat melakukan sosialisasi yang lebih. Jadi ketika sudah diangkut truk, diwaktu yang sama masyarakat jangan buang sampah lagi.

Di Merak, juga kata Robinsar, butuh wadah tempat penampungan sampah. Namun disisi lain penempatan penampungan sampah di Merak juga terbatas lahannya.

“Jadi ketika kita sudah beres ngambil, jangan buang lagi. Apalagi buangnya bukan di tempat sampah, karena kadang buangnya di trotoar di bawah flyover. Memang butuh tempat-(penampungan sampah)-nya, memang di Merak juga terbatas lahannya. Sedang kita cari. Insya allah kita follow up nanti,” ujar Robinsar.

Ditanya ada masukan masyarakat Lingkungan Sukaseneng agar bak penampungan sampah dapat ditempatkan di lahan PT ASDP yang kosong, Robinsar menyatakan hal itu akan coba dikomunikasikan. Tetapi hal itu kembali ke masyarakat. Karena jika itu bisa digunakan, sampah malah menimbulkan bau sehingga terjadi penolakan masyarakat.

Kata Robinsar, penanganan sampah di Merak memang perlu kajian komprehensif. Harapannya memang jika ada tempat penampungan sampah dan lokasinya terjangkau di masyarakat, sampah tidak lagi di buang dibawah dan di dinding flyover.

“Saya rasa itu bisa di komunikasi kan. Tapi kita kembali ke masyarakat, karena namanya bak sampah kan bau, khawatir nanti ketika kita sediakan lahannya, ada penolakan di masyarakat. Makanya harus detail dahulu, dipastikan ASDP tidak keberatan, masyarakat nggak keberatan. Kalau kita sangat siap juga tinggal kirim alatnya saja. Tinggal komunikasikan dengan camat lurahnya,  ASDP kita komunikasikan, selagi tidak ada yang keberatan semuanya, nggak masalah,” paparnya.

“Harapannya bisa sih. Supaya buang sampah disitu. Jadi tidak ada lagi yang buang sampah dibawah flyover,” pungkas Robinsar.

Pada pemberitaan sebelumnya, Jalan Raya yang ada di Flyover Merak, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon terlihat dipenuhi sampah, Senin (28/4/2025). Banyaknya sampah itu membuat kesan kumuh.

Baca juga  Serikat Pekerja Apresiasi Polda Banten Tindak Premanisme dan Calo Tenaga Kerja

Pantauan Selatsunda.com di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB, beberapa area dibawah flyover Merak dipenuhi sampah. Terlihat seperti di Lingkungan Sukaseneng, sampah diletakkan masyarakat di dinding flyover. Kondisi flyover yang penuh sampah ini terkesan membuat jalan menjadi kumuh.

Salah satu pedagang di lokasi, Mega mengatakan, sampah yang ada di flyover itu berasal dari sampah masyarakat. Hal itu terjadi karena di lokasi tidak terdapat tempat pembuangan sampah (TPS).

“Karena nggak ada tempat sampah, jadi dibuang disitu,” ujar Mega.

Mega mengutarakan, dengan adanya kondisi itu membuat estetika wilayah di Tamansari menjadi kumuh.

“Jadi jelek sih dilihat, nggak enak dilihat saja. Apalagi kalau kena angin, jadi bau,” ujar Mega.

Memang, kata Mega, masyarakat mempunyai tempat sampah di rumah masing-masing namun tidak ada mengangkutnya. Oleh karenanya, masyarakat meletakan sampah di dinding flyover karena setiap hari petugas dengan truk pengangkut sampah mengambilnya.

Mega pun mengharapkan, agar Pemerintah Kota Cilegon dapat memberikan solusi. Paling tidak ada TPS yang layak.

Hal yang sama diungkapkan warga lainnya, Aan. Ia mengaku, membuang sampah di dinding flyover karena tidak terdapat TPS yang memadai. Meski memang sampah diletakan di flyover, menjadi terkesan kumuh.

“Memang jadi kumuh. Orang-orang jadi ikut juga,” ujar Aan.

Ia menyatakan, jauh sebelumnya memang terdapat imbauan dari kecamatan agar sampah tidak berserakan dapat dimasukan dalam wadah plastik. Namun kondisi jadi berserakan karena adanya pemulung.

“Memang pernah dulu Pak Camat, dia ngasih imbauan agar diplastikin. Tapi pas diplastikin, ada pemulung, jadi ngacak (sampah),” paparnya.

Sebagai warga, Aan coba memberikan pandangannya memberi solusi. Di lokasi itu terdapat lahan kosong milik PT ASDP. Menurutnya, agar sampah tidak berserakan, dapat didirikan TPS berbentuk bak besar di lahan ASDP. Namun itu semua tergantung dari koordinasi Pemkot Cilegon dengan ASDP.
“Disini kan ada dua lokasi, ada lahan kosong ASDP. Kira-kira mungkin disitu bisa di taruh bak besar. Mungkin itu musti izin ASDP. Itu tinggal pimpinan dengan pimpinan, karena kalau masyarakat pasti nggak bisa, kalau ngomong,” terangnya.

Jika Pemkot menyediakan TPS berupa bak besar di lahan ASDP, menurut Aan, masyarakat tentu akan membuangnya disitu. Warga akan sadar tidak membuang sampah sembarangan lagi di flyover.

“Itu kan ada lahan ASDP, tapi nggak boleh di apa gitu.  Kalau ada bak besar, masyarakat kalau diimbau buang disitu, pasti mau, patuh,” pungkasnya. (Ronald/Red)

Redaksi Selatsunda
Redaksi Selatsundahttps://selatsunda.com
Sajian informasi dikemas dengan tulisan berita yang independen

Related Articles

- Advertisement -DEWAN 2

Latest Articles

error: Content is protected !!