TANGERANG, SSC – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Banten mencatat pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah di triwulan II tahun 2024 masih cukup rendah dibandingkan dengan bank konvensional. Pada triwulan II/2024, pembiayaan syariah mencapai 9 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II/2023 sebesar 8,1 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Ameriza M Moesa mengatakan, faktor penyebab rendahnya pertumbuhan pembiayaan syariah di Banten, yakni, masyarakat di Banten masih lebih percaya pada bank konvensional dibandingkan dengan bank syariah. Selain itu, bank konvensional telah lebih lama beroperasi dan memiliki jaringan yang lebih luas. Kedua, masyarakat juga lebih banyak memanfaatkan jaaa yang ditawarkan oleh jasa keuangan dibandingkan di syariah.
“Dengan kondisi ini, diperlukan sinergitas dan kaloborasi lintas instansi dan seluruh pelaku usaha untuk memperluas ekosistem halal dan mendorong perkembangan ekonimi keuangan syariah,” kata Ameriza dalam sambutanya pada acara event Shafara x Ferba 2024, Jumat (30/8/2024).
Ameriza menambahkan, dari sisi dana pihak ketiga (DPK), perbankan syariah baru berkontribusi sebesar 11,94 persen di Banten pada triwulan II 2024.
“Kami meyakini, keuangan syariah memiliki potensi yang sangat besar sebagai motor moda perekonomian, baik secara regional, maupun daerah. Dan kedua indikator tersebut secara umum masih cenderung lebih rendah dibandingkan perbankan konvensional,”
Pada gelaran Shafara tahun ini, BI Banten memilih pusat perbelanjaan untuk menyasar kalangan anak muda terutama generasi Y dan Z.
“Generasi Y maupun generasi Z yang kami bisik dalam agenda ini karena, kami agak merubah strategi promosi kita yang mungkin tahun lalu kita adakan di masjid tapi sekarang kita ke Mall supaya masyarakat lebih banyak mengetahui bahkan mencintai ekonomi syariah,” papar Ameriza.
Shafara tahun ini dikemas dengan berbagai sarana edukasi untuk mengorkestrasikan peningkatan iklusi keuangan syariah, diantaranya syariah fair, syariah competiion, dna syariah show.
“Pameran juga ada aspek bisnis mudah-mudahan dengan diadakannya di tempat yang lebih ramai kita bisa paling tidak menyamai omzet tahun lalu Rp2,7 miliar mudah-mudahan tahun ini bisa lebih,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua KDEKS Provinsi Banten, Siti Ma’rifah Ma’ruf Amin, menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah menyelenggarakan Kegiatan SHAFARA dan FERBA 2024 karena merupakan kegiatan pendahuluan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah yakni sertifikasi halal bagi 1000 usaha mikro di Provinsi Banten yang diselenggarakan pada 3 September 2024 dan akan dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, serta Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia.
Staf Ahli Gubernur Banten, M. Agus Setiawan menyampaikan bahwa Banten merupakan salah satu dari 16 Provinsi di Indonesia yang telah berhasil mendirikan Himpunan Ekonomi & Bisnis Pesantren (HERBITREN). Hal ini mencerminkan keberpihakan strategis dan sinergis Provinsi Banten untuk turut mendorong kemandirian ekonomi syariah khususnya pengembangan pondok pesantren. Ekonomi Keuangan Syariah memiliki potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lagi, terutama di provinsi Banten yang memiliki semboyan “Iman Taqwa”.
Banten dikenal sebagai provinsi dengan santri yang berasal lebih dari 5000 pesantren yang tersebar dan memiliki 500 Jenis Potensi Wisata Religi, Sejarah Budaya, dan Wisata Ziarah Berada, Serta secara demografi dihuni 12,43 Juta Jiwa penduduk muslim yang mendominasi lebih dari 90% dari total penduduk, sehingga Banten memiliki potensi besar dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. (Ully)