BPBD Kota Cilegon bersama PT Cemindo Gemilang melakukan simulasi tanggap bencana darurat kepada masyarakat di Lingkungan Pagar Seng, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Rabu (31/7/2024). Foto Ronald/Selatsunda.com

CILEGON, SSC – Potensi bencana gempa hingga menimbulkan bencana tsunami dan bahkan kegagalan teknologi masih terus menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Cilegon dan stakeholder melakukan upaya antisipasi atau kesiapsiagaan tanggap bencana.

Pada Hari ini, Rabu (31/7/2024) dalam mengantisipasi potensi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon bekerja sama dengan PT Cemindo Gemilang melakukan simulasi tanggap bencana  darurat di Lingkungan Pagar Seng, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan.

Pada simulasi tersebut sebanyak 50 orang warga di Lingkungan Pagar Seng ikut serta. Petugas BPBD Cilegon dalam kegiatan itu memberikan edukasi tentang antisipasi ketika terjadi bencana. Petugas memberikan edukasi tentang bencana gempa yang dapat disertai dengan bencana tsunami hingga kegagalan tekonologi industri.

Disitu petugas memberikan pengarahan agar masyarakat manakala terjadi gempa yang menimbulkan tsunami dapat siap siaga. Masyarakat diminta juga menyiapkan tas untuk barang-barang penting ketika evakuasi. Petugas juga menyampaikan agar saat evakuasi masyarakat dapat berjalan ke jalur evakuasi yang telah ditetapkan. Tampak, setelah petugas memberikan edukasi, skenario simulasi evakuasi dilakukan. Saat endapan informasi terjadi gempa hingga menimbulkan tsunami, masyarakat berjalan dan mengarah ke jalur evakuasi.

Simulasi Ketua RT mengarahkan masyarakat untuk evakuasi

Kepala BPBD Kota Cilegon, Suhendi mengatakan, simulasi tanggap bencana darurat dilaksanakan sebagai bentuk inisiasi dari PT Cemindo Gemilang. Simulasi tersebut bentuk edukasi kepada masyarakat manakala terjadi sewaktu-waktu gempa hingga menimbulkan tsunami dan kegagalan teknolpgi industri.

Baca juga  Mahasiswa di Cilegon Beri Mawar Merah, Apresiasi Kinerja KPU-Bawaslu di Pilkada 2024

“Jadi masyarakat harus tahu jenis bencana itu, harus tahu juga yang dilakukan untuk bencana tersebut. Kalau misalnya banjir harus evakuasi ke lebih tinggi. Kalau tsunami juga sama, kita mengikuti jalur evakuasi yang sudah kita buat. Begitu juga, kalau ada bencana industri, kita harus berbuat sepeti apa. Kalau bencana industri itu kan kita melihatnya arah angin, berlawanan karena gas itu mengikuti arah angin,” ungkap Suhendi disela-sela kegiatan simulasi.

Pelatihan tersebut, kata Suhendi juga mengingatkan peristiwa Tsunami Selat Sunda di Banten yang terjadi pada 2019 lalu. Pelatihan itu penting karena Kota Cilegon bersinggungan dengan Selat Sunda dan Gunung Anak Krakatau  yang berpotensi gempa menimbulkan tsunami.

“Salah satunya (pelatihan untuk mengingatkan peristiwa Tsunami Selat Sunda) itu juga. Karena kita ini daerah rawan, kita ini kan berada di Selat Sunda kemudian berhadapan Gunung Anak Krakatau yang sewaktu waktu bisa saja terjadi bencana,” paparnya.

Pihaknya berharap, agar pelatihan atau simulasi tersenut dapat memberikan edukasi dan wawasan ke masyarakat untuk tanggap bencana. Hal itu juga dimaksudkan minimal masyarakat tidak begitu panik.

Sementara,  Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Kebencanaan pada BPBD Kota Cilegon Fathurrohman mengapresiasi PT Cemindo Gemilang yang telah menyelenggarakan simulasi kewaspadaan tanggap darurat bencana tersebut.

“Kegiatan ini sebelum kita melakukan beberapa pertemuan dan membuat skenario terjadi gempa dan tsunami dan ada sedikit kegagalan teknologi, ” terang Fathurrohman.

Baca juga  Diterjang Cuaca Buruk, Antrean Kendaraan Menggular Hingga Keluar Pelabuhan Merak

Fathurrohman menjelaslan, dalam simulasi Itu ada adegan masyarakat mencium bau kimia sehingga masyarakat menggunakan kain basah untuk menutup hidung dan mulut nya agar selamat darurat bahaya kimia tersebut. “Skenario yang kita buat alhamdulillah bisa dilakukan hari ini dan berjalan lancar,” ujar Fathurrohman.

Di lokasi yang sama, Human Resources General Affair and Supporting Head PT Cemindo Gemilang di Cilegon, Aang Sunandar menyatakan, pihaknya rutin melakukan simulasi  kewaspadaan tanggap darurat bencana tersebut. Namun, untuk melibatkan masyarakat sekitar Cemindo baru kali ini dilakukan.

“Kegiatan simulasi ini untuk peningkatan kewaspadaan dan juga untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan  juga untuk meningkatkan pengetahuan tanggap darurat ini,” terangnya.

Menurut Aang, kegiatan stimulasi tersebut penting dilakukan selain sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar dan sebagai keterlibatan perusahaan kepada masyarakat.

“Keterlibatan langsung dari perusahaan baik terjadi bencana akibat kegagalan produksi maupun bencana yang diakibatkan oleh bencana gempa maupun tsunami,” paparnya.

Menurut Aang, lokasi PT Cemindo Gemilang ini berdekatan dengan laut dan Gunung Anak Krakatau sehingga perlu dilakukan simulasi tersebut.

“Iya betul dari keadaan geografis ini khususnya Ciwandan z berdekatan dengan gunung anak Krakatau dan laut serta pernah ada kejadian bencana sehingga itu yang menjadi dasar kita melakukan simulasi dalam menghadapi bencana alam,” pungkasnya. (Ronald/Red)