
CILEGON, SSC – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon angkat bicara terkait ramainya isu polusi udara di Jakarta dikaitkan dengan aktivitas pembangkit batubara yang ada di Kota Cilegon atau dikenal sebagai kota baja.
Kepala DLH Kota Cilegon, Sabri Mahyudin mengatakan, jika saat ini kualitas udara di Kota Cilegon dalam kondisi tidak terdapat indikasi pencemaran. Hal ini dikatakannya dengan berdasar pada alat Indek Standar Pencemar Udara (ISPU) yang ada di Kota Cilegon.
Sabri bilang, dari 5 alat ISPU yang ada di Cilegon, kualitas udara berwarna hijau atau berkategori baik.
“Di Cilegon ada lima ISPU di PCI, Simpang Landmark, di Grogol, Ciwandan dan di Kawasan (Industri). Kalau dilihat dari kelimanya, kondisinya terdeteksi hijau,” ujar Sabri.
Sabri mengatakan, indikator pada ISPU biasanya berubah dari hijau ke kuning di saat tertentu. Kualitas udara berubah kecendurangannya karena adanya gas buang dari kendaraan.
“Kalau dilihat ada jam-jam tertentu. Seperti kalau di PCI dan Simpang Landmark, saat jam berangkat dan pulang kerja, itu berubah karena kendaraan,” terangnya.
Sabri menerangkan, mengenai isu polusi udara di Jakarta banyak yang mengaitkan dengan aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Suralaya, hal itu kecil kemungkinan terjadi. Karena jika benar, maka Cilegon yang paling pertama terpapar di mana berada paling dekat dengan PLTU Suralaya.
“Kalau dilihat posisi angin sekarang itu lebih kepada dari timur ke barat. Jadi kalau di IP mengeluarkan gas, itu mengarahnya ke Selat Sunda. Kalau kesana (Jakarta), jauhlah kemungkinannya, mestinya kalau itu benar, kita yang kena,” pungkasnya. (Ronald/Red)