CILEGON, SSC – Belasan ekor unggas di Kota Cilegon dilaporkan mati mendadak. Hal ini diungkapkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon.

Petugas Medik Veterenir pada DKPP Kota Cilegon, Dina Safitri membenarkan adanya penemuan unggas mati secara mendadak di wilayah Kelurahan Gerem. Hal ini diketahui dari laporan seorang warga di wilayah setempat. Dina menyatakan, pihaknya setelah mendapat informasi tersebut, petugas langsung melakukan pemeriksaan sampel untuk diuji di  laboraturium. Dari hasil uji lab, unggas yang mati itu dinyatakan negatif flu burung.

“Laporan dari warga, unggas yang mati ini sudah hari minggu kemarin. Akhirnya, kamu (petugas DKPP Kota Cilegon) langsung mengambil uji lab, khawatir unggas-unggas yang mati terkena virus flu burung. Beruntung, hasil negarif tidak ada virus flu burung,” kata Dina Safitri kepada Selatsunda.com melalui sambungan telepon, Senin (6/11/2023).

Baca juga  Pemkot Cilegon Kucurkan Anggarkan Rp 78 Miliar Untuk Penanganan Stunting 2024

Meski hasil lab negatif, sambung Dina, unggas-unggas tersebut langsung diambil sampel untuk di kirim ke Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Banten yang berlokasi di Kota Serang.

“Meskipun negatif virus flu burung, kami khawatir dengan cuaca ekstrim ini unggas-unggas yang mati terkena virus ND (Virus Tetelo),” sambungnya.

Unggas yang mati tersebut, kata Dina, selanjutnya langsung di beri kapur lalu di bakar dan usai dibakar unggas tersebut langsung di kubur.

“Kenapa kita kubur, khawatir virusnya menyebar kemana-mana. Kami juga mengimbau kepada pemilik unggas, agar hewan pelihara ini dikandang dengan benar, diberi nutrisi dan jika ada unggas mati jangan di buang sembarangan atau di kali,” pungkasnya. (Ully/Red)